Page 106 - Buku Paket Kelas 9 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
P. 106
Ekonomi keluarganya kembang kempis. Tagihan yang harus dia bayar menggunung, anak-anak kadang-kadang harus tidur dengan perut lapar dan istrinya terkena depresi. Ketika dia menyeret kakinya menyusuri jalanan yang lenggang, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran, dia membungkuk untuk mengambilnya. Ternyata, dia menemukan sebuah koin kuno yang sudah penyok- penyok dan tak dikenal. Masih belum cukup, begitu pikirnya, untuk meredakan situasi buruk kami.
Meskipun demikian, dia membawa koin tersebut ke bank. ”Uang ini sudah tidak berlaku Pak,” begitu kata seorang teller kepadanya. Lelaki itu mengangkat bahu. Namun, kemudian keberuntungan datang kepadanya. Teller tersebut menyarankannya untuk membawa koin tersebut pada seorang kolektor yang tinggal di ujung jalan. Kolektor tersebut mengakui keantikan koin tersebut dan memberinya
$30 atas penemuannya tersebut.
Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rezeki nomplok tersebut. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu berserat yang cantik sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah bilang bahwa mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples di dapur mereka yang sederhana.
Sesudah membeli kayu seharga $30, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang. Di tengah perjalanan, dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel yang sudah terlatih dengan cepat melihat kayu yang cantik tersebut, warnanya yang kaya dan mutu kayu yang dipanggul lelaki tersebut. Kebetulan saat itu dia mendapatkan pesanan lemari kaca, dan dengan kayu itu dia bisa mematok harga yang lebih tinggi. Jadi, dia menawarkan uang sejumlah $100 kepada lelaki tersebut. Ketika lelaki miskin tersebut terlihat ragu-ragu, pengrajin mebel itu mencoba merayunya dengan menawarkan beberapa mebel yang sudah jadi yang bisa dipilih pria tersebut.
98
Kelas IX SMP