Page 128 - Buku Paket Kelas 9 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
P. 128

        Pada akhir tahun ketiga, ayahnya berpulang dunia dan menyerahkan pendidikan anaknya kepada kawan-kawan baiknya. ”Berlakulah sebagai anak kepada mereka.” Demikian ia berpesan kepada sang putra sebelum mengembuskan napasnya yang terakhir.
Guru-guru Zhu Xi adalah para sarjana Konfusiani dengan berbagai minat. Hal ini cocok untuk dia, untuk otaknya yang cerdas dan tertarik kepada apa saja yang berkaitan dengan ajaran agama, prosa, pengetahuan militer, dan lain-lain.
Zhu Xi semestinya puas dengan keberhasilannya. Ia baru saja menikah, dalam usia 19 tahun ia telah berhasil lulus ujian, dalam ujian yang bagi orang lain biasanya baru lulus setelah berumur tiga puluhan. Tetapi ia tidak merasa bahagia. Ada sesuatu yang dirasakan kurang. Guru-gurunya tidak mampu memuaskannya. Minatnya sangat besar, dirinya tersentuh oleh keinginan yang satu, yaitu menjadi seperti Nabi. Dalam hal ini, ia merasa belum menemukan Dao (Jalan Suci). Pikirannya yang aktif dan gelisah terus bertanya, mencari dan mencari.
Ia teringat kepada seseorang yang bernama Li Tong yang sering disebut-sebut ayahnya sebagai seorang yang paling cerdas di antara teman belajar. Maka Zhu Xi memutuskan mengunjungi Li Tong. Ketika ia sampai di rumah Li Tong yang berada di atas gunung, ia melihat seorang desa yang berumur kira-kira 60 tahun. Ia memberi hormat dan berkata dengan sopan, ”Saya datang mencari pembimbing.”
”Biarlah aku mendengar apa yang pertama-tama akan engkau katakan,” jawab Li Tong sambil tersenyum.
Orang muda yang percaya diri itu mulai membicarakan cita-citanya sambil memperhatikan apakah ada tanda-tanda persetujuan orang tua itu, tetapi ia tidak melihat sesuatu.
             120 Kelas IX SMP
                  



























































































   126   127   128   129   130