Page 129 - Buku Paket Kelas 9 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
P. 129
Setelah Zhu Xi selesai mengungkapkan gagasannya, Li Tong menggerakkan tangannya dan berkata, ”Engkau tahu banyak dongeng-dongeng lama bukan? Tetapi engkau tidak mempedulikan kebenaran sederhana sehari-hari. Tidak ada yang aneh-aneh tentang Jalan Suci para nabi. Engkau akan mulai mengerti dengan mempraktikkan sungguh-sungguh dalam kehidupan sehari-hari.” ”Dapatkah Kalian menjelaskannya?” Zhu Xi ingin tahu lebih banyak. Li Tong bukanlah orang yang banyak bicara. Ia hanya berkata,”Pergilah dan bacalah tulisan-tulisan nabi-nabi itu.”
”Orang tua ini agaknya lambat,”pikir Zhu Xi kepada dirinya sendiri,”Ia tidak mengerti apa yang kukatakan.” Ia lalu pergi.
Ketika ia telah pergi, ia membolak-balik pikirannya. Ia tidak dapat melupakan sinar mata Li Tong yang tegas, sikapnya yang tenang, dan ketegasan bicaranya.
”Mungkin mengandung sesuatu dalam kata-katanya. Aku akan mencobanya." Maka Zhu Xi menyisihkan kitab suci Buddha dan sebaliknya menekuni kitab-kitab suci Konfusiani. Ia semakin menemukan apa yang ada dalam kitab-kitab kuno itu.
Setelah beberapa tahun bekerja dan berpikir, Zhu Xi mendatangi Li Tong lagi. Kali ini ia tinggal beberapa bulan, keduanya sering berbincang-bincang dan berdebat sampai fajar. Ia makin mengagumi kesucian tabiat Li Tong dan ketegasannya dalam berpikir. Tetapi Zhu Xi belum sepenuhnya yakin akan kebenaran kata-katanya.
Zhu Xi pergi lagi dan kembali dua tahun kemudian pada tahun 1160, ketika berusia 30 tahun. Pada pertemuan ketiga kalinya ini, keraguannya tentang pendapat Li Tong dan agama Khonghucu telah sirna. Ia mempersembahkan kepada orang tua itu sebuah batu giok kecil. Sekali Zhu Xi membuat keputusan, ia tidak menoleh lagi. Segera tumbuh rasa cinta dan hormatnya kepada guru Zhu Xi itu seperti kepada ayahnya.
Agama Khonghucu 121