Page 177 - Buku Paket Kelas 9 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
P. 177
yang unik dan nyentrik, tetapi yang dapat dinikmati semua orang. Membicarakan berbagai masalah yang cakupannya luas dan dapat diperdebatkan tanpa menimbukan konflik sosial dan politik.
D. Pluralisme dalam Agama Khonghucu
Pluralisme adalah istilah yang menggambarkan kondisi masyarakat yang majemuk, baik dari sistem sosial maupun politiknya. Bangsa Indonesia adalah bangsa dengan multi agama, budaya, sosial, dan partai politik. Dengan kekayaan yang majemuk, perlu sebuah paham pluralisme yang mampu merekatkan menjadi satu keutuhan. Pendiri bangsa Indonesia telah merumuskan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, meski berbeda-beda tetapi tetap satu.
Kearifan budaya lokal dan ajaran agama merupakan sumber nilai- nilai pluralisme. Hal ini perlu dikaji lebih jauh sebagai sumbangsih dalam membangun masyarakat.
Berikut ini adalah prinsip-prinsip tentang pluralisme yang ada dalam ajaran agama Khonghucu.
1. Lunyu XIII: 23
Nabi bersabda, ”Seorang Junzi dapat rukun meski tidak dapat sama; seorang Xiaoren dapat sama meski tidak dapat rukun.”
2. Lunyu XV: 40
Nabi bersabda, ”Kalau berlainan Jalan Suci, tidak usah saling berdebat.”
3. Lunyu XII: 16
Nabi bersabda, ”Seorang Junzi menjadikan kebaikan orang, tidak menjadikan keburukan orang. Seorang rendah budi berbuat sebaliknya.”
Agama Khonghucu 169