Page 18 - Buku Paket Kelas 9 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
P. 18
1. Menjaga Hati
Perhatikan ayat (15.2) yang terdapat dalam kitab Mengzi jilid VI A sebagai berikut.
”Semuanya ialah manusia, mengapakah ada yang menurutkan bagian dirinya yang besar dan ada yang menurutkan bagian dirinya yang kecil?” “Tugas telinga dan mata tanpa dikendalikan pikiran, niscaya akan digelapkan oleh nafsu-nafsu (dari luar).
Nafsu-nafsu (dari luar) bilamana bertemu dengan nafsu- nafsu (dari dalam diri) mudah saling cenderung. Tugas hati ialah berpikir. Dengan berpikir kita akan berhasil, tanpa berpikir takkan berhasil. Tian mengkaruniai kita semuanya itu, agar kita lebih dahulu menegakkan bagian yang besar, sehingga begian yang kecil itu tidak dapat mengacau. Inilah yang menyebabkan orang dapat menjadi orang besar.”
Maksud menempuh Jalan Suci bukan dengan melakukan hal yang aneh-aneh ataupun sulit, melainkan dengan menjalani hidup sewajarnya (sesuai dengan Watak Sejati). Masalah akan timbul, justru ketika kalian tidak mampu menjalani kehidupan secara wajar. Seorang ayah, hendaknya berperilaku sebagaimana layaknya seorang ayah. Sebagai seorang anak, hendaknya berperilaku sebagaimana layaknya seorang anak. Sebagai kakak, hendaknya berperilaku sebagaimana layaknya seorang kakak. Sebagai adik, hendaknya berperilaku sebagaimana layaknya seorang adik. Sebagai kawan, hendaknya berperilaku sebagaimana layaknya seorang kawan.
Agama Khonghucu mengajarkan kalian agar dapat menepati kodrat kemanusiaannya. Seringkali pandangan umum memisahkan agama dengan kehidupan sehari-hari. Agama hanya dikaitkan dengan ibadah saja. Mengingat agama hanya ketika sembahyang Chuyi Shiwu atau ketika ke kelenteng, Litang atau Miao. Sementara, sehari-hari bukanlah domain agama. Pandangan ini kiranya perlu diluruskan. Jalan suci tidak boleh terpisah biar sekejap pun; apabila dapat terpisah bukanlah Jalan Suci. (Zhongyong Utama:2)
Ketika kalian ingkar dari Jalan Suci (Dao) dan mengumbar nafsu yang ada dalam diri kalian, maka sesungguhnya kalian telah mati (sebagai makhluk spiritual yang mengemban benih-benih kebajikan
10
Kelas IX SMP