Page 113 - Buku Paket Kelas 3 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
P. 113

                  Pengembangan Materi
Bersyukurlah kita hidup pada masa sekarang, negara kita sudah merdeka. Akan tetapi, kita harus tahu bahwa setelah merdeka pun negara masih harus berperang melawan kebodohan dan kemiskinan. Berperang di sini bukan berarti bertempur dengan senjata, tetapi harus berjuang melawan kebodohan dan kemiskinan. Kita berjuang dengan cara belajar tekun dan sebaik-baiknya.
Memerangi kebodohan dan kemiskinan artinya negara berkewajiban memberikan pendidikan kepada semua warga negara agar terlepas dari kebodohan dan dapat hidup lebih layak.
Pada zaman Nabi Kongzi, banyak terjadi peperangan antarnegara untuk memperluas daerah kekuasaan masing-masing. Perang tersebut tentunya dengan menggunakan senjata. Salah satu murid Nabi Kongzi yang bernama Zi Lu gugur dalam peperangan di Negeri Wei.
Zi Lu atau Zhong You adalah murid tertua. Usianya 9 tahun lebih muda dari Nabi Kongzi. Ketika pertama kali Nabi Kongzi bertemu dengan Zi Lu, Nabi bertanya tentang kesukaan. Dengan sigap Zi Lu menjawab, “Pedang Panjangku ini”.
Nabi bersabda, “Jika kemampuanmu yang kini itu ditambah dengan keberhasilan dalam belajar, engkau akan menjadi orang yang hebat.”
“Apa gunanya belajar untukku?” tanya Zi Lu.
“Di gunung selatan ada rumpun bambu, dari sifatnya sendiri sudah lurus tanpa ada bengkokkan, jika bambu itu dipotong, dan digunakan akan dapat menusuk tembus kulit badak, apa gunanya belajar?” lanjut Zi Lu.
Nabi bersabda: “Benar, tetapi bila engkau memberikan bulu-bulu dan ujung bambu dari baja, tidakkah itu akan menusuk lebih dalam?”
   Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti 101
                         
























































































   111   112   113   114   115