Page 274 - Buku Paket Kelas 12 Agama Hindu
P. 274
pada setiap diri manusia, adalah pengalaman yang bersifat jasmaniah. Sebaliknya tidak pula disadari bahwa badan atau Stula Sarira yang memberi bentuk bangun tubuh kita ini adalah merupakan wastu atau benda materi yang bila setelah mati nilainya tidak ada lagi.
Dengan membandingkan kedua asal pengertian yang terdapat dalam keterangan itu, dimana Atma dan Sarira memiliki sifat dan fungsi yang sangat berbeda, akan bertambah jelas kepada kita bahwa mengapa agama Hindu menekankan agar setiap orang berusaha menghargai unsur yang disebut jiwa itu dengan sebaik-baiknya. Dengan menghargai jiwa berarti orang harus menghargai hidup dengan sebaik-baiknya. Dalam mengamalkan sikap menghargai hidup orang lain sebagaimana menghargai diri sendiri. Segala pikiran, perkataan dan tingkah-laku atau perbuatan yang akan dilakukan oleh setiap orang hendaknya berdasarkan atas sikap pandangan yang sama, itu akan memberi nikmat dalam hidup. Hanya dengan demikian kebahagiaan akan dapat diwujudkan. Sebaliknya bila nilai-nilai luhur itu sudah tidak dihormati lagi dimana segala perbuatan itu merupakan kepentingan orang lain, ini berarti akan merugikan diri sendiri dan karena itu akibatnya pun bukan kebahagiaan melainkan dosa dan sengsara yang akan dialami, baik di dunia maupun di alam kehidupan setelah mati. Hakikat yang harus dicita-citakan oleh setiap manusia, karena itu adalah bersandar pada cita-cita yang sama dengan pola pikir yang sama pada kebahagiaan sesama makhuk itu.
Adapun tujuan bersama untuk mencapai kebahagiaan setiap makhuk itulah yang harus ditumbuh-kembangkan dan bukan sebaliknya, dengan jalan tidak membikin susah orang lain. Orang sifat dan karmanya demikian inilah yang disebut memperoleh kebahagiaan tertinggi di dalam agama dan disebut mencapai Parama Sukha. Orang yang demikian pula yang dikatakan akan dapat dengan mudah mencapai apa yang dicita-citakan. Tanpa banyak rintangan dalam menjalani hidupnya, kemauan perginya tidak pernah dihantui oleh rasa takut. Rasa nyaman akan diperolehnya oleh orang yang demikian, karena yakin tidak membuat susah orang lain dan karena itu tidak akan ada musuh yang mencelakakannya. Dalam keadaan demikian itulah orang tidak perlu merasa takut. Inilah wujud kebahagiaan yang akan diperoleh orang seperti itu dan sekali-sekali tidak ada yang bermaksud menghalang- halangi keinginnannya.
264 Kelas XII SMA/SMK