Page 143 - Buku Paket Kelas 11 Seni Budaya Semester 1
P. 143

          A. Pemeranan Seni Teater Modern
Teori tentang pemeranan atau akting telah banyak ditulis. Tetapi secara keseluruhan, pada intinya akting adalah peri pelakuan yang dilakukan oleh seseorang (aktor) untuk meyakinkan orang lain, agar orang lain itu yakin pada apa yang dilakukannya. Jadi, jelaslah bahwa akting bukanlah peri pelakuan biasa yang secara wajar dilakukan oleh setiap orang dalam peri pelakuan sehari-hari. Akting adalah peri pelakuan yang secara sadar dilakukan oleh seseorang (pemeran) untuk bisa meyakinkan orang lain.
Di dalam kehidupan sehari-hari, apa yang dilakukan oleh seorang penipu terhadap korbannya dengan cara yang meyakinkan, sehingga korbannya tertipu, pada hakikatnya, itu juga akting. Tetapi akting semacam itu tidak disukai. Sedangkan akting di dalam sebuah kegiatan kesenian tidak hanya dituntut untuk bisa meyakinkan orang saja, tetapi orang yang diyakinkan itu menyukainya. Di sinilah letak peranan akting di dalam kesenian.
Seorang pelukis bekerja dengan kanvas, cat dan kuas. Seorang pematung bekerja dengan kayu, batu, gips dan besi. Seorang sastrawan bekerja dengan pena dan kertas. Sedangkan aktor melalui peragaan alat-alat tubuhnya, mencakup roh dan jiwa yang diekspresikan dalam tindak perbuatan dan peri perlakuan yang aktif.
Oleh karena itu, agar alat-alat tubuhnya mampu berekspresi dengan baik, maka aktor harus menjalani jenjang-jenjang pemahiran, pelenturan, pemekaan, dan penangkasan atas alat-alat akting tersebut. Jenjang-jenjang itu adalah latihan-latihan dasar yang merupakan tahap perdana sebelum latihan-latihan dengan naskah yang mengurai peran dengan berbagai sifat, tabiat karakter, perangai dan perilaku.
Pada hakikatnya ada dua macam akting, yaitu akting presentasional dan akting representasional. Yang dimaksud dengan presentasional adalah akting di mana pemeran memadukan tubuh-roh-jiwa dari karakter yang ada di dalam naskah, ke dalam dirinya. Sehingga menghasilkan mutu akting yang wajar-indah-tepat. Sebagaimana yang diacu oleh metode realisme Konstantin Stanislavski. Sedangkan akting representasional adalah lawan dari presentasional, yaitu bentuk sajian teater yang paling tua, dan bertahan hingga kini dalam sejumlah sajian teater tradisional yang menitik beratkan pada gerakan-gerakan lahiriah tanpa merinci detail gerakan-gerakan batin.
Di dalam pertunjukan teater, seorang pemeran tidak hanya dituntut untuk menjadi karakter peran yang dia mainkan, tetapi juga suaranya harus terdengar oleh seluruh penonton. Semua itu harus wajar dan meyakinkan. Karena itulah, seorang pemeran harus melatih suara dan tubuhnya, termasuk pikiran dan perasaannya. Melalui suara dan tubuhnyalah seorang pemeran berkomunikasi. Dengan suara dan tubuhnya, yang terdiri dari bagian-bagian, pemeran harus mampu bercerita. Ceritanya ini harus dapat meyakinkan penonton. Banyak yang dituntut dari segi suara dan tubuh. Sebanyak tuntutan yang ada dari segi kejiwaannya. Bagi seorang pemeran teater, kondisi suara dan tubuh yang lentur menjadi syarat utama. Pemeran tidak perlu bersuara merdu bagai biduan dan berbadan bagai seorang binaragawan, atau ratu kecantikan. Tidak perlu baginya untuk bersuara alto atau sopran, atau berpotongan tubuh bagaikan seorang pesenam. Suara boleh biasa-biasa saja dan tubuhnya boleh berbentuk bagaimana saja, sesuai kebutuhan watak yang diperankan. Pemeran bisa bersuara cempreng, bertubuh kurus tinggi, pendek gemuk, besar tegap atau sedang-sedang saja dan berbagai bentuk suara dan tubuh yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
   senI Budaya 137
        


























































































   141   142   143   144   145