Page 171 - Buku Paket Kelas 11 Seni Budaya Semester 1
P. 171

          IKAH
(PENUH EMOSI) Benar, aku merasa seolah-olah diriku ini masih berada di sana. Seakan- akan aku tak pernah pergi meninggalkannya, seakan-akan aku telah hidup di sana seumur hidupku, oh New Yorkku tapi kalau aku melihat kesekitarku ini (IA MELIHAT KESEKITAR DENGAN GETIR) aku baru sadar, bahwa bukan, bukan aku masih di sana, aku tidak lagi berada di New York, tapi di sebuah kampung yang kotor dan udik, Jelambar ... ! (TIBA- TIBA IA BANGUN DAN PERGI KE JENDELA DAN MEMANDANG KE LUAR) Aku berada di rumahku yang dulu, kata orang-orang di rumah, tapi yang manakah sesungguhnya rumah itu bagiku? Yang manakah tempat tinggal pantas untukku? Karena di sini aku senantiasa dirundung malang terus menerus. Aku rindu senantiasa rindu kepada rumahku yang sungguh-sungguh rumah yang pantas bagiku, New York! Aku di sini merasa terasing, bahkan diasingkan oleh kelompok orang yang pernah mengerti aku yang sesungguhnya dan inilah pengasingan rohaniah itu, jiwaku sakit setiap kali aku merindukan rumahku nun di seberang lautan sana, oh ... New Yorkku tersayang ... ! (IA TERDIAM DAN MEMANDANG KAKI LANGIT DENGAN KEDUA TANGANNYA BERPANDANGAN TAK MENGERTI).
FATIMAH
(KEPADA TEMAN-TEMANNYA) Ah ... kukira kita ini tak seharusnya berada di tempat ini, kawan-kawan, kita ini asing bagi nona New York yang luar biasa ini.
ANEN
Benar katamu, seharusnya kita tidak mengganggu mimpinya yang amat edan ini.
OTONG
Kalau begitu, mari kita ke luar saja dari sini, tapi secara diam-diam.
FATIMAH
Dan biarkanlah dia terus mengoceh dengan segala macam impian-impiannya.
ANEN
(SAMBIL MEMPERHATIKAN IKAH) Apa anak gadis ini sungguh-sungguh Ikah yang dulu jualan apem itu? Aku pikir dia ini Ikah jadi-jadian.
OTONG
(MENIRUKAN GAYA IKAH) Oh New Yorkku sayang ... ! oh New Yorkku tersayang ... !
IKAH
(SAMBIL JALAN PUTAR-PUTAR) Dengar ... dengarlah kata-kataku ini sahabat-sahabatku yang udikan ... ! sekarang ini New York musim semi ... musim semi jatuh di New York! Bunga-bungaan baru saja bermunculan aneka warna di Central Park. Di Staten Island, rumput-rumputan menghijau bak permadani. (TERTAWA KECIL) Oh ... kami mempunyai kebiasaan lucu di New York, aduuh lucunya! Suatu kebiasaan yang sudah sangat tua sekali dan menyenangkan. Apabila musim semi tiba setiap tahun, kami orang-orang New York yang terkenal itu pergi kesebuah pohon tua yang tumbuh dekat meriam, semacam ziarah, katakanlah begitu, dan itulah satu-satunya pohon yang tumbuh sejak New York itu bernama New York, dan kami orang-orang New York yang menyebut pohon terkenal itu “pohon kita”.
   Seni Budaya 165
        

















































































   169   170   171   172   173