Page 226 - Buku Paket Kelas 11 Sejarah Indonesia Semester 2
P. 226
218
Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK Semester 2
Gerakan bawah tanah: Organisasi para tokoh pribumi yang tidak formal, bersifat rahasia di masa Jepang dan bersifat non-kooperatif
Giyugun: Prajurit sukarela di Sumatera
glory: Memburu kejayaan, superioritas, dan kekuasaan. Dalam kaitan ini mereka
saling bersaing dan ingin berkuasa di dunia baru yang ditemukannya.
gold: Memburu kekayaan dan keuntungan dengan mencari dan mengumpulkan emas, perak dan bahan tambang serta bahan-bahan lain yang sangat berharga. Waktu itu yang dituju terutama Guinea dan rempah-rempah dari Timur
gospel: Menjalankan tugas suci untuk menyebarkan agama. Pada mulanya orang- orang Eropa ingin mencari dan bertemu Prester John yang mereka yakini sebagai Raja Kristen yang berkuasa di Timur
Gun: Kawedanan
Gunseibu: koordinator pemerintahan dengan tugas memulihkan ketertiban dan
keamanan atau semacam gubernur pada masa Jepang
Gunseikan: Kepala pemerintahan militer
Gunshirekan: (panglima tentara) yang kemudian disebut dengan Seiko Shikikan (panglima tertinggi)
Grote Postweg: Jalan raya pos antara Anyer–Panarukan sejauh 1.000 km.
gugur gunung: Bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan
(bersama)
Hakko ichiu: Yang bermakna “Delapan Penjuru Dunia di Bawah Satu Atap” yang dijadikan slogan tentara Jepang untuk mempersatukan berbagai negara di bawah Jepang, membentuk kesatuan keluarga umat manusia dengan memajukan dan mempersatukan bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia
Heiho: Organisasi militer yang dibentuk Jepang, bertugas pembantu militer, ditempatkan di medan perang menyatu dengan tentara Jepang.
Hinomaru: Bendera kebangsaan Jepang
Imperialisme: Sistem politik yang bertujuan menjajah negara lain untuk mendapatkan
Interaksi: Saling berhubungan.
Intervensi: Campur tangan dalam perselisihan antara dua pihak.
Jawa Hokai: Himpunan Kebaktian (Rakyat) Jawa yang dibentuk Jepang.
Kapitulasi: Penyerahan kekuasaan sebagai akibat kekalahan dalam peperangan kepada pihak pemenang.
Kapitulasi Tuntang: Perjanjian pengalihan kekuasaan di Hindia dari Belanda kepada Inggris di Tuntang pada 18 September 1811
kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar.