Page 85 - Buku Paket Kelas 8 Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti
P. 85

                Ketika Anathapindika melihat cara hidup para bhikkhu, dengan izin dari Buddha, Anathapindika mendirikan 60 buah tempat tinggal bagi para bhikkhu. Tempat itu digunakan untuk penyebaran Dharma dan sebagai pusat pelatihan bagi Sangha.
Buddha membimbing Anathapindika dengan menjelaskan Empat Kebenaran Mulia. Dengan itu, mata kebenaran yang tanpa noda, bersih dari debu (dhammacakkhu) terbuka bagi Anathapindika: “Apa pun yang memiliki sifat alami timbul, semua juga memiliki sifat alami tenggelam.“ Akhirnya, Anathapindika memahami kebenaran Dharma, mengatasi semua keraguan, dan tanpa goyah; mantap dalam pikiran, ia sekarang mandiri dalam Ajaran Sang Guru. Ia telah merealisasi jalan dan buah pemasuk-arus (sotapatti).
   Sumber : http//biografibuddha.files.wordpress.com Gambar : 3.6 Anathapindika membeli taman
milik Pangeran Jeta dengan menutupi luas tanah menggunakan koin emas.
Anathapindika meminta izin kepada Buddha untuk membangun sebuah vihara. Akhirnya ditemukan lokasi perbukitan yang mengelilingi kota. Tempat itu adalah Hutan Jeta, milik Pangeran Jeta, putra Raja Pasenadi. Anathapindika membeli taman itu seharga 18.000.000 (delapan belas juta) koin emas dengan cara menutupi tanah yang dibeli.
Vihara Jetavana yang dipersembahkan oleh Anathapindika adalah sebuah tempat tinggal yang dipuji oleh Buddha sebagai hadiah utama untuk Sangha. Anathapindika menghabiskan biaya sebesar 54.000.000 (lima puluh empat juta) koin emas untuk membangun Vihara Jetavana yang dipersembahkan untuk Sangha. Oleh karena itu, Buddha menyatakan bahwa Anathapindika sebagai penyokong utama Sangha.
Ayo Mengamati
Amati gambar 3.6. Peristiwa apa yang terjadi?
  Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 79


























































































   83   84   85   86   87