Page 154 - Buku Paket Kelas 12 Agama Katolik
P. 154

        Kinerja ekonomi selalu menuntut pembaruan. Pembaruan terus- menerus menuntut orang untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan baru yang tidak selalu mengungkapkan nilai- nilai keadilan. Mereka yang tidak memenuhi tuntutan struktur ekonomi baru akan terlempar dari pekerjaan karena tidak mampu memenuhi standar baru tersebut. Angka pengangguran semakin tinggi karena rendahnya investasi di sektor ekonomi riil yang mengakibatkan tidak terciptanya lapangan kerja. Pengangguran tidak hanya mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan ekonomi, melainkan juga memukul harga, yang mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan ekonomi.
3) Akar Masalah
a) Iman hanya sebatas pengetahuan, belum sebagai tindakan
hidup. Dengan perkataan lain, orang-orang hanya beragama namun belum beriman. Iman belum menjadi sumber inspirasi kehidupan nyata. Penghayatan iman masih lebih berkisar pada hal-hal lahiriah, seperti simbol-simbol dan upacara keagamaan. Dengan demikian, kehidupan politik di Indonesia kurang tersentuh oleh iman itu. Salah satu akibatnya ialah lemahnya pelaksanaan etika politik, yang hanya diucapkan di bibir, tetapi tidak dilaksanakan secara konkret. Politik tidak lagi dilihat sebagai upaya mencari makna dan nilai atau sebagai suatu cara bagi pencapaian kesejahteraan bersama, melainkan lebih sebagai kesempatan untuk menguntungkan diri sendiri serta kelompoknya.
b) Ambisius akan kekuasaan dan harta kekayaan yang menjadi bagian dari pendorong politik kepentingan yang sangat membatasi ruang publik, yakni ruang kebebasan politik dan ruang peran serta warga negara sebagai subyek. Ruang publik disamakan dengan pasar. Kekuatan uang dan hasil ekonomi dianggap paling penting. Manusia hanya diperalat, sehingga cenderung diskriminasi dan kemajemukan pun diabaikan. Dengan kata lain, manusia hanya dihargai dari manfaat ekonominya. Maka, dengan mudah mereka yang lemah, yang miskin, dan yang kumuh dianggap tidak berguna dan tidak mendapat tempat. Tekanan pada nilai kegunaan ini tidak hanya bertentangan dengan martabat manusia, melainkan juga mengikis solidaritas. Perbedaan entah berbeda agama, suku, atau perbedaan lainnya dianggap menjadi halangan bagi tujuan kelompok. Penyelenggaraan negara dimiskinkan,
 148 Kelas XII SMA/SMK
        




























































































   152   153   154   155   156