Page 42 - Buku Paket Kelas 12 Agama Katolik
P. 42

         dalam bekerja, sebab hanya manusialah yang mempunyai ciri unik menyerupai Allah. Manusia harus berpola pada Allah dalam bekerja maupun dalam beristirahat, sebab Allah sendiri bermaksud menyajikan kegiatan-Nya menciptakan alam dalam bentuk kerja dan istirahat. Kegiatan Allah di dunia itu selalu berlangsung, seperti dikatakan oleh Kristus: “Bapa-Ku tetap masih berkarya...”: Ia berkarya dengan kuasa pencipta-Nya dengan melestarikan bumi, yang dipanggil-Nya untuk berada dari ketiadaan, dan Ia berkarya dengan kuasa penyelamat-Nya dalam hati mereka, yang sejak semula telah ditetapkan-Nya untuk “beristirahat” dalam persatuan dengan diri-Nya di “rumah Bapa”- Nya. Oleh karena itu kerja manusia pun tidak hanya memerlukan istirahat setiap “hari ketujuh”, melainkan tidak dapat pula terdiri hanya dari penggunaan tenaga manusiawi dalam kegiatan lahir. Kerja harus membuka peluang bagi manusia untuk menyiapkan diri, dengan semakin menjadi seperti yang dikehendaki oleh Allah, bagi “istirahat” yang disediakan oleh Tuhan bagi para hamba dan sahabat-Nya.
Manusia harus memiliki kesadaran bahwa kerja yang dilakukannya adalah partisipasi dalam kegiatannya dengan Allah. Menurut Konsili, kita harus selalu meresapi pekerjaan kita meskipun hanya pekerjaan yang biasa. Pria maupun wanita, tidak hanya mencari nafkah bagi diri maupun keluarga. Mereka melakukan pekerjaan agar dapat berjasa-bakti bagi masyarakat. Dengan jerih payah itu mereka dapat ikut serta mengembangkan karya Sang Pencipta, dan ikut memenuhi kepentingan sesama saudara. Selain itu, mereka juga menyumbangkan kegiatan mereka demi terlaksananya rencana ilahi dalam sejarah.
Kerja yang dilakukan oleh Spiritualitas Kristiani harus merupakan warisan bagi semua. Khususnya pada zaman modern, spiritualitas kerja harus menampilkan kematangan yang dibutuhkan untuk menanggapi ketegangan-ketegangan dan ketidaktenangan budi dan hati. “Umat kristiani tidak beranggapan seolah-olah karya kegiatan, yang dihasilkan oleh bakat pembawaan serta daya kekuatan manusia, berlawanan dengan kuasa Allah, seakan-akan ciptaan yang berakal budi menyaingi Penciptanya. Mereka meyakini bahwa, kemenangan- kemenangan bangsa manusia justru menandakan keagungan Allah dan merupakan buah rencana-Nya yang tak terperikan. Adapun semakin kekuasaan manusia bertambah, semakin luas pula jangkauan tanggung jawabnya, baik itu tanggung jawab perorangan maupun tanggung jawab bersama. Maka jelaslah pewartaan kristiani tidak menjauhkan
 36 Kelas XII SMA/SMK
        






























































































   40   41   42   43   44