Page 77 - Buku Paket Kelas 9 Agama Buddha.pdf
P. 77
karena berpikir bahwa tidak ada gunanya lagi meneruskan kehidupan sebagai perumah tangga, karena mereka tak ingin mencari suami baru. Mereka adalah wanita-wanita bijak yang setia terhadap suami.
Kisah upasampada bhikkhuni terjadi ketika Sang Buddha berdiam di Vihara Nigrodharama di Kota Kapilavastu. Saat itu, Mahapajapati Gotami datang menghadap Beliau. Setelah menghormat dan mengambil tempat yang layak, ia berkata:
“Bhante, Saya mohon agar Bhante berkenan memberi upasampada pada para wanita menjadi pabbajita dalam Dhamma Vinaya yang Tathagata telah babarkan.”
“Bhante, saya mohon diupasampada sebagai pabbajjita”
Sumber: dokumen fkgab.dki Gambar 4.2
Namun, Sang Buddha menolak dengan berkata:
“Wahai Gotami, janganlah merasa senang bahwa para wanita meninggalkan kehidupan berumah tangga dan upasampada sebagai pabbajita dalam Dhamma Vinaya yang Tathagata telah babarkan.”
Tiga kali Putri Mahapajapati Gotami mengulang permohonannya. Namun, Sang Buddha tetap menolak dengan jawaban yang sama. Maka, Mahapajapati Gotami merasa berkecil hati dan kecewa. Dengan berlinang air mata ia menghormat dan berpamitan pada Sang Buddha.
Ketika Sang Buddha mengembara meninggalkan Kapilavastu menuju Kota Vesali, ternyata, Putri Mahapajapati Gotami mengikutinya. Prajapati telah mencukur rambutnya hingga gundul serta mengenakan jubah petapa
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
71