Page 93 - Buku Paket Kelas 9 Agama Buddha.pdf
P. 93
Sumber: http://berita.bhagavant.com Gambar 4.6
Dalam suratnya kepada Nyonya R. M. Abendanon-Mandri, istri J. H. Abendanon, pada 27 Oktober 1902, Kartini menceritakan bagaimana ia mengklaim dirinya sebagai seorang anak (penganut) Agama Buddha dan karenanya ia tidak memakan makan hewani. Ia merasa kasihan dengan ayahnya yang menginginkan dirinya sebagai bukan pemeluk Agama Buddha.
”Ik ben een Boeddha-kindje, weet u, en dat is al een reden om geen dierlijk voedsel te gebruiken....” –
”Saya adalah anak (pemeluk agama) Sang Buddha, Anda tahu, itu alasan saya tidak memakan makanan hewani...” (Door Duisternis tot Licht, hal.277)
Pengetahuan dan informasi yang didapat oleh Kartini mengenai Agama Buddha ia peroleh dari pergaulannya dengan masyarakat etnis Tionghoa dan dari buku-buku yang ia baca. Pergaulannya dengan etnis Tionghoa dapat dilihat dalam suratnya kepada Nyonya R. M. Abendanon-Mandri, istri J. H. Abendanon, pada 27 Oktober 1902. Kartini menceritakan dirinya yang sakit parah saat kecil dan menjadi sembuh berkat petunjuk temannya yang berasal dari etnis Tionghoa.
Pada masa itu agama Buddha baru bangkit kembali setelah tertidur sejak runtuhnya kerajaan Majapahit, dan diperkenalkan kembali di Nusantara dalam balutan tradisi Tionghoa bersama dengan agama tradisi
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
87