Page 83 - Buku Paket Kelas 4 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
P. 83

        Karena ia mendengar bahwa tembok kota yang mengelilingi Yerusalem telah hancur. Hanani, seorang saudaranya dari Yerusalem dan beberapa orang Yahudi telah datang kepadanya dan menceritakan tentang keadaan kota yang sangat menyedihkan itu, tentang tembok-tembok yang masih hancur berantakan, tentang kebencian, dan gangguan bangsa-bangsa di sekitarnya. Nehemia menangis karena sedih mendengar berita itu. Ia berdoa kepada Allah, memohon pengasihan Allah supaya diberi jalan keluar.
Ketika Nehemia berada di dalam istana dan harus menuang anggur untuk raja dan permaisurinya, ia berusaha untuk menggembirakan hatinya tetapi tidak bisa.
Raja bertanya, “Mengapa mukamu muram? Apakah hatimu sedih?” Nehemia menjadi takut.
Nehemia mengumpulkan keberaniannya dengan berdoa kepada Allah, lalu ia berkata kepada raja, “Bagaimana mukaku tidak akan muram? Kota, tempat pekuburan nenek moyangku telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya habis dimakan api.”
“Jadi, apa yang kauinginkan?” tanya baginda.
Nehemia berdoa dan memohon kepada Allah agar ia diberi hikmat untuk menjawab pertanyaan Raja. Doa Nehemia didengar oleh Allah, lalu Nehemia menjawab, “Jika raja berkenan, utuslah aku ke Yehuda, supaya aku membangunnya kembali.”
Raja menyetujui permohonan Nehemia. Baginda pun mengeluarkan surat- surat untuk para bupati di daerah seberang sungai Efrat supaya mereka mengizinkan Nehemia menempuh perjalanan hingga ke Yehuda. Kemudian Nehemia berangkat bersama satu pasukan berkuda yang mengawalnya.
Di Yerusalem, Nehemia sadar bahwa membangun tembok kota itu bukan pekerjaan yang mudah. Namun, ia membulatkan tekadnya untuk memulai usaha tersebut. Dengan bantuan sejumlah pekerja, Nehemia dan orang-orang Yahudi mulai bekerja dengan penuh semangat. Tetapi sungguh tidak mudah. Ada sekelompok orang yang tidak senang tembok itu dibangun kembali. Orang- orang tersebut mengolok-olok dan menghina Nehemia serta orang-orang Yahudi. Tetapi Nehemia dan orang-orang Yahudi berserah kepada Allah dengan berkata, “Allah Penguasa di surga akan membantu kami sampai pekerjaan ini berhasil,” lalu mereka terus bekerja. Meskipun musuh di sekeliling mereka sudah bersiap-
  Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
77
        
























































































   81   82   83   84   85