Page 50 - Buku Paket Kelas 10 Agama Khonghucu
P. 50
44
| Kelas X SMA/SMK
A. Hakikat dan Makna Ibadah
1. Hakikat dan Makna Ibadah
Ibadah Kepada Huangtian (Tian Yang Mahabesar) sudah dikenal sejak dahulu kala, ketika agama Khonghucu masih dikenal sebagai agama Ru (istilah asli agama Khonghucu). Ibadah merupakan pernyataan pengabdian kita kepada Tian, Tian Yang Maha Pencipta. Jadi hakikat ibadah itu adalah pengabdian kita (manusia) kepada Sang Khalik (Maha Pencipta) atau Huangtian (Tian Yang Mahabesar).
Ibadah besar kepada Tian (天) dilaksanakan umat Khonghucu sejak 5.000 tahun yang lampau. Setiap musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin dilaksanakan ibadah-sembahyang kehadirat Huangtian oleh raja-raja suci.
Ibadah secara umum dapat diartikan sebagai segala perbuatan baik/bajik yang dilakukan dengan niat yang tulus, iklas, dengan cara yang benar, dan untuk tujuan yang baik sebagai bentuk pernyataan sujud dan takwa kepada Tian, dalam rangka memenuhi kodrat kemanusiaannya. Artinya, bahwa semua perbuatan yang dilakukan dengan tulus, iklas, caranya benar, dan tujuannya baik/mulia adalah merupakan bentuk ibadah. Jadi ibadah bukan sekedar hal yang menyangkut ritual atau persembahyangan semata.
Namun demikian, sembahyang merupakan hal penting dalam ibadah bagi manusia, terutama dalam rangka pengabdian dan ketakwaannya kepada Sang Maha Pencipta (Tian), seperti yang tersurat di dalam kitab catatan kesusilaan (Liji) bahwa:
“Jalan Suci yang mengatur manusia baik-baik, tiada yang lebih penting daripada kesusilaan. Kesusilaan ada lima macam, tetapi tiada yang lebih penting daripada sembahyang.”
Selanjutnya marilah kita bahas tentang niat yang tulus, hati yang ikhlas, tata cara yang benar, dan tujuan yang baik, yang menjadi syarat sutau tindakkan bisa dikatakan sebagai ibadah.
sumber: dokumen penulis
Gambar 3.1 Sembahyang merupakan
hal penting dalam ibadah kepada Tian