Page 61 - Buku Paket Kelas 10 Agama Khonghucu
P. 61
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sesajen adalah sajian berupa makanan bunga dan sebagainya yang disajikan untuk roh yang telah meninggal. Sajian dimaksudkan untuk menunjukkan rasa hormat kepada yang meninggal, seperti disabdakan Nabi Kongzi, “Semua (sajian) itu untuk menunjukkan puncak rasa hormat. Akan rasanya tidak diutamakan, yang penting ialah semangatnya.”
Hal sajian sembahyang ini sering menjadi perdebatan bahkan pelecehan dari pihak luar. Untuk apa orang yang telah meninggal dunia diberikan sajian (makanan), adakah yang mengerti kalau yang meninggal itu akan makan sajian yang dipersembahkan? Kecaman semacam ini bukan baru sekarang, namu sejak dahulu sudah ada. Nabi Kongzi menyatakan bahwa semua sajian itu hanya untuk menunjukka rasa hormat kepada almarhum. Beliau bersabda, “Adakah ia mengerti, bahwa roh yang meninggal itu akan menikmatinya? Yang berkabung itu hanya terdorong oleh ketulusan dan rasa hormat di dalam hatinya.”
“Orang mati itu tidak makan, tetapi dari jaman yang paling kuno sampai sekarang hal (sajian) itu tidak pernah dialpakan. Maka kecaman terhadap kesusilaan (sajian) itu, sesungguhnya adalah kajian yang tidak susila.
Berikut adalah macam-macam sajian yang umum digunakan oleh umat Khonghucu sebagai persembahan dalam upacara sembahyang baik kepada Tian, kepada Alam, dan kepada manusia (nabi dan leluhur) beserta makna simbolisnya.
c. Buah-Buahan Sajian Sembahyang
• Pisang
Xiangjiao (香 蕉 ) pisang, diidentikan dengan lafal/bunyi Xiangjiu (香 久) artinya Langgeng. Dalam persembahyangan, yang lazim digunakan adalah jenis pisang raja atau pisang mas. Penyajiaan pisang di meja altar biasanya diletakan di sebelah kiri altar.
sumber: dokumen Kemendikbud
Gambar 3.3 Pisang sebagai lambang langgeng
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti | 55