Page 60 - Buku Paket Kelas 10 Agama Khonghucu
P. 60

        • Berdasarkan peraturan para ‘raja suci’ (Shengwang) tentang upacara sembahyang, sembahyang dilakukan kepada orang yang menegakkan hukum bagi rakyat, kepada orang yang gugur menunaikan tugas kepada orang yang telah berjerih-payah membangun kemantapan dan kejayaan negara kepada orang yang dengan gagah berhasil menghadapi serta mengatasi bencana besar dan kepada yang mampu mencegah terjadinya kejahatan/penyesalan besar.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa ada orang-orang yang karena Kebajikannya (keteladanan semasa hidupnya), membuat masyarakat luas yang merasakan ‘manfaat’ dari kebaikan tersebut. Karena dasar itulah maka orang melakukan ibadah (menghormat/menyatakan syukur ) kepadanya. Bahkan karena begitu besarnya penghormatan itu, sampai- sampai bermigrasipun dibawa dan mentradisi sampai anak-cucunya dan akhirnya men-dunia. Inilah yang kemudian menjadi Shenming yang kita kenal. Atas dasar iman yang sama, hal ini juga dilakukan oleh umat Khonghucu dimanapun ia berada, termasuk di Indonesia, sehingga juga dikenal Shenming lokal (Indonesia).
4. Peralatan dan Sajian Sembahyang a. Peralatan Sembahyang
Ziyou bertanya tentang peralatan yang wajib disediakan untuk upacara perkabungan. Nabi bersabda, “Wajib disediakan sesuai kemampuan keluarga.” Ziyou berkata, “bagaimanakah keluarga yang mampu dan tidak mampu dapat melakukan hal yang sama?” Nabi menjawab, yang mampu janganlah melampaui ketentuan kesusilaan, yang tidak mampu cukup sekedar tubuhnya ditutupi dari kepala sampai kaki dan selanjutnya dimakamkan. Peti jenazah cukup diturunkan dengan tali. Dengan demikian siapakah yang akan menyalahkan?” (Liji. II A. III: 17)
Zilu berkata, “Saya mendengar Hu Cu (Nabi Kongzi) bersabda bahwa di dalam upacara berkabung adanya rasa sedih sekalipun kurang di dalam perlengkapan upacara, itu lebih baik daripada memamerkan kesedihan dengan lengkapnya peralatan upacara. Dan di dalam sembahyang, adanya hormat khidmat, itu lebih baik daripada berlebihan peralatan upacara tetapi kurang ada rasa hormat khidmat.” (Liji. II A. II: 27)
b. Makna Simbolis Sajian Sembahyang
Sajian atau persembahan yang dikenal secara awan sebagai sesajen memang tidak bisa dilepaskan dalam sembahyang yang dilakukan umat Khonghucu. Namun demikian, jarang yang memperhatikan makna simbolis dari berbagai sajian dimaksud.
  54
| Kelas X SMA/SMK
        

























































































   58   59   60   61   62