Page 59 - Buku Paket Kelas 10 Agama Hindu
P. 59
Berdasarkan keterangan lontar Wariga Gemet kata wariga berati wa (terang), ri (puncak) dan ga artinya (wadag). Secara harfiah menurut teks Wariga Gemet, kata wariga berati wadag untuk mencapai puncak yang terang. Selanjutnya dalam Kamus Bahasa Bali Lumrah oleh J.Kersten S.V.D dikenal kata wara yang berati hari dan wariga yang berati ajaran tentang diwasa/dewasa yaitu baik atau buruknya hari untuk melakukan sesuatu.
Jadi berdasarkan beberapa uraian dapat dijelaskan wariga dalam pengertian bahasa Bali adalah ajaran mengenai sistem kelender/tarikh tradisional Bali, terutama dalam menentukan diwasa/dewasa (baik-buruknya hari) terkait kepentingan masyarakat.
B. Hakekat Wariga
MemahamiTeks
Sebagaimana yang telah diuraikan bahwa ilmu wariga (padewasan) adalah merupakan bagian dari ilmu astronomi di dalam Agama Hindu termasuk bidang Vedangga. Sebagaimana halnya dengan cabang-cabang ilmu Veda lainnya fungsi Vedangga bertujuan untuk melengkapi Veda, maka jelas kalau penggunaan wariga dan dewasa bertujuan untuk melengkapi tata laksana agama. Jadi secara hakiki fungsi dari wariga adalah pelengkap dalam ilmu agama yang bertujuan untuk memberikan ukuran atau pedoman dalam mencari dewasa. Dewasa sebagai suatu kebutuhan dalam pelaksanaan aktifitas hidup umat Hindu bertujuan memberikan rambu-rambu kemungkinan-kemungkinan pengaruh baik-buruk hari terhadap berbagai usaha manusia. Baik buruk hari mempunyai akibat terhadap nilai hasil dan guna suatu perbuatan, misalnya :
1. Melihat cocok atau tidak cocoknya perjodohan oleh karena pembawaan dari pengaruh kelahiran yang membawa sifat tertentu kepada seseorang;
2. Melihat cocok atau tidaknya mulai membangun, membuat fondasi, mengatapi rumah, pindah rumah dan sebagainya.
3. Melihat baik atau tidaknya untuk melakukan upacara ngaben, atau atiwa-tiwa
4. Melihat baik atau tidaknya untuk melakukan segala macam upacara kesucian yang ditujukan kepada Dewa-dewa.
5. Melihat baik tidaknya untuk melakukan kegiatan termasuk bidang pertanian dan lain-lainnya.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti | 53