Page 96 - Buku Paket Kelas 10 Agama Hindu
P. 96
A. Pengertian Darśana
MemahamiTeks
Kata Tattva berasal dari bahasa Sansekerta “Tat” yang artinya itu,yang maksudnya adalah hakekat atau kebenaran (Thatnees). Dalam sumber lainya kata Tattva juga berarti falsafah (Filsafat agama). Maksudnya adalah ilmu yang mempelajari kebenaran sedalam-dalamnya (sebenarnya) tentang sesuatu seperti mencari kebenaran tentang Tuhan, tentang atma serta yang lainya. Sampai pada proses kepada kebenaran tentang reinkarnasi dan karmapala. Dalam ajaran Tattva, kebenaran yang dicari adalah hakekat Brahman (Tuhan) dan segala sesuatu yang terkait dengan kemahakuasaan Tuhan, seperti yang disebutkan dalam buku Theologi Hindu, kata Tattva berarti hakekat tentang Tat atau Itu (yaitu Tuhan dalam bentuk Nirguṇa Brahman
90
Tattva juga dapat diartikan kebenaran yang sejati dan hakiki. Penggunaan kata Tattva ini sebagai istilah filsafat didasarkan atas tujuan yang hendak dicapai, oleh filsafat itu yakni kebenaran yang tertinggi dan hakiki. Didalam lontar-lontar di Bali kata Tattva inilah yang lebih sering diguṇakan jika dibandingkan dengan ke tiga istilah filsafat yang lainya, pendidikan, tempat suci, upacara yajňa, adat istiadat dan lainya, semua itu merupaka konsep dasar atau inti sarinya adalah Tattva. Dengan pengertian tersebut di atas maka dapat diartikan bahwa Tattva adalah suatu istilah filsafat agama yang diartikan kebenaran yang sejati dan hakiki yang didasari perenungan yang betul –betul memerlukan pemikiran yang cemerlang agar sampai kepada hakekat dan sifat kodrati. Ajaran Hindu kaya akan Tattva atau dalam ilmu modern disebut filsafat, secara khusus filsafat disebut Darśana.
| Kelas X SMA/SMK
). Penggunaan kata Tat sebagai kata yang artinya Tuhan, adalah untuk menunjukan kepada Tuhan yang jauh dengan manusia. Kata “Itu“ dibedakan dengan kata “ Idam “ yang artinya menunjuk pada kata benda yang dekat (pada semua ciptaan Tuhan). Definisi di atas berdasarkan pada pengertian bahwa Tuhan atau Brahman adalah asal segala yang ada, Brahman merupakan primacosa yang adanya bersifat mutlak. Karena sumber atas semua yang ada, tanpa ada Brahman maka tidak mungkin semuanya ada.
Sumber: www.anneahira.com
Gambar 4.1 Patung manusia berfikir sebagai lambang filsafat