Page 97 - Buku Paket Kelas 10 Agama Hindu
P. 97
Kata Darśana berasal dari urat kata dṛś yang artinya memandang menjadi kata Darśana (kata benda) artinya pengelihatan atau pandangan. Kata Darśana dalam hubungan ini berarti pandangan tentang kebenaran (filsafat). Ilmu Filsafat adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana caranya mengungkapkan nilai- nilai kebenaran hakiki yang dijadikan landasan untuk hidup yang dicita-citakan. Demikian halnya ilmu filsafat yang ada di dalam ajaran Hindu yang juga disebut dengan Darśana, semuanya berusaha untuk mengungkapkan tentang nilai-nilai kebenaran dengan bersumber pada kitab suci Veda. Dalam perkembangan Agama Hindu atau kebudayaan Veda terdapat Sembilan cabang filsafat yang disebut Nawa Darśana. Pada masa Upaniṣad, akhirnya filsafat dalam kebudayaan Veda dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu astika (kelompok yang mengakui Veda sebagai ajaran tertinggi) dan nastika (kelompok yang tidak mengakui Veda ajaran tertinggi ). Terdapat enam cabang filsafat yang mengakui veda yang disebut Ṣaḍ Darśana (Nyāyā, Sāṁkya, Yoga, Mīmāmsā, Vaisiseka, dan Vedānta) dan tiga cabang filsafat yang menentang Veda yaitu Jaina, Carvaka dan Buddha (Agama Buddha).
Darśana merupakan bagian penulisan Hindu yang memerlukan kecerdasan yang tajam, penalaran serta perasaan, karena masalah pokok yang dibahasnya merupakan inti sari pemahaman Veda secara menyeluruh di bidang filsafat. Filsafat merupakan aspek rasional dari agama dan merupakan satu bagian integral dari agama. Nama atau istilah lain dari Darśana tersebut adalah; Mananaśāstra (pemikiran atau renungan filsafat), Vicaraśāstra (menyelidiki tentang kebenaran filsafat), tarka (spekulasi), Śraddhā (keyakinan atau keimanan).
Filsafat Hindu bukan hanya merupakan spekulasi atau dugaan belaka, namun ia memiliki nilai yang sangat luhur, mulia, khas, dan sistematis, yang didasarkan atas pengalaman spiritual mistis yang dikenal sebagai Aparokṣa Anubhūti. Para pengamat spiritual, para orang bijak, dan para Ṛṣi yang telah mengarahkan persepsi intuitif dari kebenaran, adalah para pendiri dari berbagai sistem filsafat yang berbeda-beda, yang secara langsung maupun tidak langsung mendasarkan semuanya pada Veda. Mereka yang telah mempelajari kitab-kitab Upaniṣhad secara tekun dan hati-hati akan menemukan keselarasan antara wahyu-wahyu Śruti dengan kesimpulan filsafat. Ṣaḍ Darśana yang merupakan enam sistem filsafat Hindu, merupakan enam sarana pengajaran yang benar atau enam cara pembuktian kebenaran. Masing-masing kelompok telah mengembangkan, mensistematisir, serta menghubungkan berbagai bagian dari veda, dengan caranya masing-masing, sehingga masing-masing kelompok aliran filsafat tersebut memiliki seorang atau beberapa orang Sūtrakāra, yaitu penyusun doktrin-doktrin, dalam ungkapan- ungkapan pendek (aphorisma) yang disebut Sūtra.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti | 91