Page 35 - Kelas Kreatif
P. 35

Pemanfaatan “Powtoon”
untuk Pengajaran Comparison
Corry Caromawati
Institut Teknologi Nasional
Pendahuluan
Tata bahasa atau grammar selalu menjadi momok bagi mahasiswa yang mengambil kelas bahasa Inggris. Akan tetapi, tidak dapat dimungkiri bahwa pengajaran grammar sangat penting disamping kosakata (vocabulary), karena apabila vocabulary diibaratkan batu bata, maka grammar adalah semen yang merekatkannya (Chapelle &Jamieson, 2008).
Sayangnya, pengajaran grammar sering kali ditekankan pada struktur- nya saja sehingga mahasiswa tidak dapat melihat pentingnya fitur-fitur grammar tersebut bagi mereka. Alhasil, pengajaran grammar hanya identik dengan peningkatan explicit knowledge mahasiswa, bukan implicit knowledge (Hulstijn & Graaff, 1994). Oleh karena itu, pengajaran grammar perlu dilakukan secara terintegrasi dengan keterampilan bahasa (skills) yang salah satunya adalah aspek berbicara (speaking).
Selain pentingnya integrasi grammar dan skills, konten adalah hal penting lain yang sering dilupakan dosen bahasa Inggris. Padahal, konten berfungsi untuk membantu pengajaran grammar menjadi lebih meaning-focus (Batstone & Ellis, 2009). Karena tidak terkaitnya form dan meaning ini, maka pengajaran bahasa Inggris seolah-olah jauh dari sasaran Language Use Domain (TLU) mahasiswa. Mengaitkan language feature, dalam hal ini grammar, dengan konten yang familiar bagi mahasiswa akan membuat level authenticity pembelajaran bahasa Inggris tinggi sehingga mereka akan mampu mempersonalkan (personalize) grammar point yang kita ajarkan. Dengan demikian, kita sebagai pengajar akan membuat situasi dimana anak didik kita memiliki instrumental motivation, yakni motivasi belajar bahasa Inggris untuk kebutuhan profesional mereka kelak. Seperti yang kita ketahui, motivasi adalah salah satu faktor pendukung language acquisition (Ellis, 2008).
Project ini dilakukan di jurusan arsitektur di Institut Teknologi Nasional, Bandung. Di kampus kami, mahasiswa yang mengambil kelas bahasa Inggris 1 adalah mereka yang berada di level pemula. Itulah sebabnya, pengajaran grammar dirasa perlu, namun pada saat bersamaan, mereka juga perlu meningkatkan language skills mereka. Kelas yang saya pillih ini dihadiri oleh 45 mahasiswa.
Melihat jumlah mahasiswa yang ada, masalah yang kami hadapi selanjutnya adalah kesulitan untuk meminta mereka melatih speaking mereka, menilainya, kemudian memberikan constructive feedback, sangat sulit dilakukan. Itulah sebabnya, pemanfaatan teknologi (ICT) perlu dilakukan demi meningkatkan practicality (Chapelle, 2001).
Pemilihan Powtoon berdasar pada akses yang tidak berbayar dan fitur yang memungkinkan mahasiswa untuk berkreasi dengan menggunakan
29























































































   33   34   35   36   37