Page 49 - Kelas Kreatif
P. 49

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa dalam Mempelajari Teks Deskriptif melalui Teknik Permainan Estafet Stick di Kelas VIII E SMP Negeri 4 Lembang
Hendra Sanjaya
SMP Negeri 4 Lembang
Pendahuluan
Saat ini, mata pelajaran bahasa Inggris diarahkan pada pencapaian kompetensi yang tecermin dalam kemampuan siswa untuk melakukan langkah-langkah komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Salah satu contohnya, pembelajaran berbicara sebaiknya diarahkan pada keterampilan dalam melakukan tindak tutur, fungsi tuturan, dan fungsi bahasa. Hal ini dimaksudkan agar siswa mampu membuka percakapan, mempertahankan percakapan, menutup percakapan, dan sebagainya, yang tentunya didukung oleh struktur dan pola kalimat yang baik.
Kita ketahui bersama bahwa dalam pembelajaran bahasa Inggris yang produktif, khususnya pembelajaran berbicara, siswa sulit untuk mengungkapkan dan berekspresi. Kedua hal ini sering menjadi kendala dan membuat siswa menjadi lebih pasif saat berbicara menggunakan bahasa Inggris.
Kasus seperti itu pun terjadi pada siswa-siswa kelas VIII E SMP Negeri 4 Lembang yang sebagian besar memilih untuk diam ketika pembelajaran berlangsung. Alasan-alasan yang umum ditemukan di antaranya adalah siswa merasa 1) takut untuk berbicara karena penguasaan kosakata yang kurang, 2) malu apabila berbuat kesalahan, dan 3) tegang karena suasana kelas yang menyebabkan ia tidak mampu mengeluarkan pendapat. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu teknik yang bisa membangkitkan keberanian siswa untuk berbicara, bertanya, dan mengungkapkan idenya sehingga mereka mampu melakukan komunikasi yang benar dan tepat.
Estafet Stick merupakan suatu teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran berbicara. Teknik ini memerlukan sebuah stick atau tongkat sebagai media untuk meminta seorang siswa berbicara, menjawab, atau mengeluarkan pendapat. Saat seorang siswa memegang tongkat, guru menunjuk gambar dan memberikan pertanyaan seputar gambar tersebut. Setelah siswa tersebut selesai mendeskripsikan atau menjawab, tongkat akan diberikan kepada siswa lain agar semua siswa mendapatkan giliran berbicara.
Van Els (1984) berpendapat bahwa penggunaan media dalam proses pembelajaran umumnya memiliki dua fungsi, yaitu sebagai alat untuk membuat pembelajaran bahasa asing lebih hidup dan sebagai bagian integral
43

























































































   47   48   49   50   51