Page 76 - Kelas Kreatif
P. 76

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris Siswa melalui Musikalisasi Teks Naratif secara Berkelompok
Rani Nurhayati
SMA Negeri 2 Majalaya
Pendahuluan
Bahasa Inggris adalah bahasa asing bagi siswa di Indonesia seperti yang diungkapkan oleh Lauder (2008); Musthafa (2002), “the Indonesian government has long decided that English is learned and taught as a foreign language”. Walaupun siswa sudah mempelajari bahasa Inggris bertahun- tahun dari SD, tetapi kemampuan mereka untuk berbicara bahasa Inggris masih sangat kurang, padahal berbicara adalah salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa, sehingga siswa dapat merespons perkataan guru atau teman-temannya yang menggunakan bahasa Inggris dengan bahasa yang sama.
Hal tersebut pun terjadi pada siswa kelas XII IPS di SMAN 2 Majalaya di mana kemampuan mereka masih kurang bagus dalam aspek berbicara menggunakan bahasa Inggris. Mereka kelihatan masih bingung dan sungkan ketika guru menugaskan mereka untuk berbicara, terutama ketika guru memberikan latihan, praktik, dan ujian lisan. Terkadang guru sampai harus “memaksa” mereka untuk berbicara, tetapi suasana atau keadaan pembelajaran menjadi membosankan.
Guru tidak hanya menekankan pada apa yang dapat siswa ketahui atau pahami mengenai suatu bahasa, tetapi juga apa yang mereka bisa lakukan dengan bahasa itu. Dengan kata lain, kebutuhan untuk menunjukkan atau mendemonstrasikan kemampuan bahasa Inggris sangat diperlukan. Siswa harus diberikan keleluasaan untuk mengekspresikan kemampuan mereka dalam berbicara bahasa Inggris. Selaras dengan hal tersebut, Mattarima & Hamdan (2011) mengungkapkan bahwa
This curriculum changes its emphasis from what the students can know or understand about language to what they can do with it or can use it (p. 288). In other words, looking at the demand of this curriculum for English subject, Indonesian English learners are required to demonstrate some functional level of English usage.
Agar siswa tidak sungkan untuk berbicara, metode pembelajaran secara berkelompok (cooperative learning) menjadi alternatif pilihan yang patut untuk dicoba. Roger & Johnson (dalam Wirza, 2004, hlm. 13-14) mengatakan bahwa “in a cooperative learning situation, interaction is characterized by positive goal interdependence which requires acceptance by a group that they ‘sink or swim together’”. Dalam hal ini, guru akan lebih memfokuskan proses pembelajaran siswa secara berkelompok saat mempresentasikan sebuah teks naratif. Guru memperbolehkan siswa untuk menggabungkan penampilan mereka dengan musik dan tarian sebagai upaya untuk menarik
70

























































































   74   75   76   77   78