Page 108 - Buku Paket Kelas 7 Pendidikan Agama Khonghucu
P. 108
Bunga Tang Di
Bunga Tang Di banyak dikagumi orang karena keindahan, keharuman, dan sekaligus keunikannya. Bentuknya mirip bunga Melati, berwarna putih, sejenis dengan pohon Plum atau Cherry. Bunga ini ada di negeri Raja Suci Tang Yao. Bunga Tang Di sangat unik, selalu bergoyang-goyang meskipun tidak ada angin. Suatu ketika Zhisheng Kongzi membaca sebuah tulisan, “Betapa elok dan indahnya bunga Tang Di. Selalu bergoyang-goyang menarik. Bukan aku tidak mengenangmu, hanya tempatmu terlampau jauh.” Membaca tulisan ini Kongzi berkata pada muridnya, “Sesungguhnya ia tidak bersungguh-sungguh memikirkannya. Kalau ia benar-benar memikirkannya, apa artinya jauh?”
Perkataan Kongzi yang kelihatan sederhana itu sebenarnya mempunyai makna yang teramat dalam. Sering kali, disadari atau tidak, kita juga sering mempunyai sikap seperti si penulis. Menggebu-gebu kalau punya keinginan, namun semangat untuk mewujudkannya kurang dan bahkan terus merosot. Bercita-cita setinggi langit, namun tidak ada rencana, tindakan dan kerja nyata untuk sungguh-sungguh mewujudkannya, akhirnya semua akan berakhir dalam bentuk wacana.
“Ingatlah muridku, seandainya kamu melangkah, betapa pun jauhnya jarak semula, meski sedikit pasti akan berkurang jaraknya. Namun kalau kamu hanya berdiam diri saja di tempatmu, jarak itu tidak akan terkurangi. Seorang yang ingin mendaki gunung sampai ke puncaknya, namun merasa berat dan hanya bicara, maka puncak yang dilihatnya tinggi itu, tetap tidak akan berubah ketinggiannya. Namun jika orang itu mau bekerja, mau melangkah, meskipun cuma setindak, maka ketinggian puncak gunung itu pun akan terkurangi, meski juga cuma setindak. Demikian pula dengan keinginan dan cita-cita, ia tetap tak berarti, tanpa upaya mewujudkannya.”
“Murid paham apa yang Guru katakan. Namun terkadang hati ini menjadi tak yakin untuk mencapai suatu angan atau cita. Apa yang sebaiknya yang murid lakukan bila merasa seperti itu? Mohon Guru dapat memberikan petunjuk,” pinta sang murid kepada gurunya yang baru saja membacakan sepenggal episode kehidupan Sheng Ren Kongzi.
Kelas VII SMP
100