Page 7 - PAH 7.1
P. 7
1. Kitab Itihasa
Kitab Itihasa adalah salah satu bagian dari Kitab Upaweda. Kata Itihasa
dapat diuraikan menjadi tiga kata, yaitu dari kata “Iti + ha + sa”. Kata Itihasa
mengandung arti “sesungguhnya kejadian itu begitulah nyatanya”. Itihasa
juga dapat diartikan “sesungguhnya sudah terjadi begitu”.
Kitab Itihasa menceritakan sejarah perkembangan raja-raja dan kerajaan
Hindu pada masa lampau. Kitab ini dikelompokkan menjadi dua, yakni kitab
R̄m̄yaṇa dan Mah̄bh̄rata. Adapun salah satu penyusun dari kitab Itihasa
adalah Maharsi Wyasa.
Kitab R̄m̄yaṇa ditulis oleh Maharsi Walmiki. Kitab ini terdiri atas
tujuh bagian dan masing-masing bagian disebut Kanda. Ketujuh bagiannya
disebut Sapta Kanda. Perhatikan bagian-bagian Sapta Kanda berikut.
No. Kanda Jumlah Sarga Jumlah Sloka
1 Bala Kanda 77 2.266
2 Ayodhya Kanda 119 4.185
3 Aranyaka Kanda 75 2.441
4 Kiskindha Kanda 67 2.453
5 Sundara Kanda 68 2.807
6 Yudha Kanda 128 5.675
7 Utara Kanda 111 3.373
Jumlah 645 23.200
Praksipta (tambahan) 14 664
Jumlah keseluruhan 659 23.864
Kitab R̄m̄yaṇa sangat populer di Indonesia. Kitab R̄m̄yaṇa digubah
dalam bentuk Kakawin yang menggunakan bahasa kawi atau Jawa Kuno.
Kakawin R̄m̄yaṇa yang tertua disusun kurang lebih pada sekitar abad ke-8.
Selain epos R̄m̄yaṇa, terdapat pula epos besar lainnya, yaitu
Mah̄bh̄rata. Kitab Mah̄bh̄rata ini ditulis oleh Maharsi Wyasa. Kitab ini
menceritakan pecahnya keluarga besar Bharata.
Bab 1 Upaweda | 7