Page 37 - MODUL ELEKTRONIK KEANEKARAGAMAN HAYATI
P. 37
Nibung (Oncosperma tigillarium) ditetapkan
sebagai flora identitas provinsi atau tumbuhan
khas (maskot) provinsi Riau. Tanaman dari
famili Arecaceae (palem) ini, mempunyai peran
penting dalam kebudayaan dan masyarakat
Riau. Nibung dengan karakteristiknya
dianggap mampu melambangkan semangat
persatuan dan persaudaraan masyarakat Riau.
Pohon Nibung tumbuh merumpun seperti
bambu, tinggi batangnya bisa lebih dari 25
meter dengan diameter yang sekitar 20 cm.
Batang dan daunnya dilindungi duri. Daunnya
seperti daun kelapa. Sedangkan bunganya
berwarna kuning keunguan yang tersusun
1f 3 dalam tandan.
Gambar 17. Nibung (Oncosperma tigillarium)
Sumber :Dokumentasi Pribadi
Nibung berkembangbiak secara vegetatif melalui tunas dan secara generatif melalui biji
yang bercambah. Pohon nibung merupakan tanaman sejenis palma yang tumbuh di Asia
Tenggara dan di beberapa wilayah di Indonesia. Salah satunya di Desa Jangkang,
Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.
Umumnya pohon nibung tumbuh secara alami dan berumpun seperti
bambu (Bambusoideae). Anakannya bisa muncul dengan rapat, membentuk kumpulan
sampai 50 batang. Berdasarkan Permenhut No.P.35/2007, pohon nibung merupakan jenis
pohon Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), termasuk palem yang dimanfaatkan batangnya.
Selain batang, daun nibung juga dimanfaatkan warga untuk membuat atap rumah dan
anyaman keranjang.
Bunga pohon ini bisa juga digunakan sebagai bahan untuk mengharumkan beras,
sementara umbut dan kuncup bunga bisa dimanfaatkan sebagai sayur. Buahnya biasa
dijadikan teman makan sirih seperti halnya pinang. Sedangkan durinya bisa dipakai untuk
paku bangunan sesaji ketika upacara adat.
25 KEANEKARAGAMAN HAYATI