Page 254 - Toponim sulawesi.indd
P. 254
240 Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi
Sejarah kehadiran kolonial Belanda di Indonesia, khususnya di Buton
membawa dampak pada pola pertanian penduduk. Penduduk Buton
diperkenalkan dengan jenis tanaman baru. Tanaman baru dibudidayakan
dalam jumlah besar dengan areal yang luas. Selanjutnya, hasil dari tanaman
baru ini dijual dan diekspor ke pasar internasional (Eropa).
Tanaman yang dikembangkan di Buton adalah jagung, tembakau,
padi, kelapa, dan kapuk. Tanaman ini menjadi komoditi perdagangan dari
sektor pertanian dan perkebunan. Panen kapuk di Muna sekitar 10.000
pikul setiap kali panen/tahun. Dengan hasil itu pemerintah Hindia Belanda
mendirikan pabrik kapuk dengan kapasitas produksi 30.000 pikul kapas/
tahun. Pabrik ini masih beroperasi sampai tahun 1937. 4
3
Perkebunan kelapa dibuka oleh A.Volker dengan mendirikan
perusahaan bernama Mijnbouw en Cultuur Maatschapij Boeton, seperti
5
perkebunan kelapa Tampenan I dan II. Luas perkebunan Tampenan I adalah
300 ha dan Tampenan II 600 ha. Keuntungan lain yang diperoleh adalah
6
makin ramainya aktivitas ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari berbagai
jenis perahu yang singgah di pelabuhan itu seperti perahu Madura, Bugis,
Mandar, dan Makassar serta KPM yang selalu singgah di pelabuhan Bau-
Bau dan Pasarwajo setiap 2 kali dalam sebulan. 7
3 Buton menghasilkan kelapa dan jagung. Jumlah pohon kelapa di wilayah erkebunan Buton
mencapai 70.000-80.000 pohon. Areal dan data-data dari hasil perkebunan ini tidak diketahui
secara pasti. Kecuali laporan dari para pejabat Hindia Belanda yang bertugas di daerah ini
menyebutkan bahwa terdapat perkebunan Tampenan I dan II di daerah ini; E.P. Bouman, MVO
e
Afdeeling Boeton en Laiwoei, Koleksi Microfilm ANRI Jakarta, Reel 32, Seri I 6, Celebes en
Onderhoorigheden, 1933; H.W.Vonk, 1937.
4 Ibid.
5 Sarana Karya, Asbuton (Jakarta: PT. Sarana Karya,t.t.), hal. 1
6 Besluit tanggal 21 Agustus 1914 no. 447/5 H dan tanggal 11 Desember 1925 nomor 267/115-
174/AA.
7 Jalur yang menyinggahi Buton dan Muna adalah jalur Makasar—Gorontalo—Makasar,
pulang—pergi (pp). Jalur kapal KPM lain yang menyinggahi Buton adalah jalur 27-29, yakni
Makasar—Ambon—Merauke—Makasar, 2 kali/bulan. Selanjutnya pada jalur Makasar—
Ambon—Fak-Fak—Makasar dengan menyinggahi Buton satu kali sebulan dalam perjalanan