Page 357 - Toponim sulawesi.indd
P. 357

Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi  343

                 6.2.4 Nelayan Anggrek dan Sumberdaya Lautnya


                       Nelayan dan  laut  seperti dua  sisi  mata uang  yang tidak  bisa
                 dipisahkan.  Laut  bagi  nelayan  adalah  tempat yang tidak  saja  sebagai

                 tempat mencari nafkah hidup tetapi dapat dijadikan sebagai halaman
                 bermainnya.  Dalam  keseharian penduduknya,  laut  menjadi  teman

                 nelayan jika sedang baik cuacanya, sebaliknya jika laut sedang mengamuk
                 menjadikan  nelayan  susah  karena sulit  mencari ikan.  Mengutip
                 pendapat Badudu dan Zain (1994), Semedi (2003) yang dikutip Amin,

                 dkk (2012: 69), kata nelayan berasal dari bahasa Tamil, nalayar dalam
                 bahasa  sansekerta  nalayan,  yaitu mereka  yang hidupnya  tergantung
                 dari  air.  Orang Gorontalo  menyebut mereka  yang pergi melaut atau

                 mencari ikan di laut disebut dengan istilah ta mohalawa. Ta dari kata tau
                 artinya orang, mohalawa atau mohala pergi mencari ikan, sedangkan ta
                 mongailo artinya memancing ikan.


                       Sebagai daerah pesisir, wilayah Anggrek dikenal sebagai tempat
                 yang  memiliki banyak sumberdaya laut.  Daerah  ini  dikenal  sebagai
                 daerah yang banyak ikannya, selain  nekayan  Anggrek  sendiri  yang

                 mengusahakan penangkapan ikan, sewaktu-waktu, banyak juga nelayan
                 yang dari daerah lain datang dan ba daseng tinggal untuk sementara

                 waktu jika musim ikan.

                       Pulau Dodepo  adalah satu pulau yang dikenal banyak ikannya,
                                     6
                 6  Dudepo awalnya termasuk sebagai suatu pulau dalam wilayah hukum desa Ilangata,
                    kemudian berdiri sendiri tahun 1987 sebagai desa persiapan; tahun 1988 sebagai desa
                    definitif administratif yang masuk kecamatan Kwandang kemudian kembali lagi ke
                    kecamatan Anggrek. Pulau Dudepo bagi nelayan yang datang dari Sulawesi Selatan
                    adalah tempat transit, tinggal untuk sementara untuk kemudian melanjutan perjalanan
                    ke tujuan lainnya. Awalnya pulau Dudepo  bukanlah  nama  sebenarnya.  Penduduk
                    setempat  yang  menetap  lebih  awal  menyebutnya  dengan  Otongale  asal  kata  dari
                    tangale/tangalo yang menunjuk pada pohon-pohon bakau yang mengelilingi sebagian
                    pulau. Daun-daun tertentu oleh ibu-ibu di pulau ini kemudian menjadikan sebagai
                    salah satu dudepo, daun dudepo yang dicampur dalam masakan sebagai pelengkap
   352   353   354   355   356   357   358   359   360   361   362