Page 382 - Toponim sulawesi.indd
P. 382
368 Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi
boleh bertindak sendiri untuk memberhentikan seorang anggota hadat
kecuali persetujuan hadat dan pejabat-pejabat yang berhak memilihnya.
Calon untuk mengisi lowongan raja, tidak mutlak dari putra raja yang baru
meletakkan jabatan saja, teapi juga termasuk keturuan raja-raja terdahulu,
keturunan (bija) I Manyambungi Raja Balanipa I.
Maradia Matoa Balanipa
Mara’dia Matoa bukan berarti orangnya sudah tua atau mantan
mara’dia, tetapi suatu nama atau gelar jabatan khusus, maradia matoa
dicalonkan oleh maradia /arajang sendiri dari keluarganya yang tingkat
kebangsawanannya juga berhak menduduki jabatan raja, terpercaya, dapat
bekerja sama dengan raja. Adapun proses pengangkatannya dilaksanakan
setelah memperoleh dari para anggota hadat. Menurut Sarbin Syam
“bahwa Maradia Matoa Balanipa adalah Wakil Raja/arajang dan tidak
termasuk golongan anggota hadat tetapi merupakan “peannangguruanna
ada”(penasehat hadat). Namun ada pula yang berpendapat bahwa maradia
itu merupakan perdana menteri.
Bila dalam suau sidang dewan pemerintahan kerajaan (paripurna)
yaitu komponen 1 & 2 dimana raja/arajang yang memimpin siding dan
maradia matoa bertindak sebagai pennangguruanna se’ipuang (penasehat
hadat) untuk menghadap raja. Tidak mutlak juga harus selalalu melalui
maradia matoa, begitu pulah perintah raja, tidak mutlak disampaikan kepada
maradia matoa, tetapi boleh langsung dari raja ke yang bersangkutan/
hadat. Ketentuan tersebut diatas berbeda dengan Kerajaan Pamboang,
dimana pengangkatan seorang Maradia Matoa dari Puang Sassigi namun
menjadi Raja/Maradia Pamboang berasal dari Bija Maradia Pamboang itu
sendiri.
Apapun nama-nama yang pernah memangku maradia matoa di
kerajaan balanipa adalah sebagai berikut: