Page 182 - Kelompok 5 (Aprilia Dwi Kurniasih, Nurasikin, Asih, Intan)
P. 182

Suatu siang, Devina mengajak Ira, Ovi, Tata, dan murid baru di
                       kelasnya, Jenny, untuk mengadakan pesta di rumah pohonnya. Tentu
                       saja mereka menerima ajakan itu dengan senang hati. Kebetulan, besok
                       sekolah libur karena para guru akan rapat. Sore hari, teman-teman Devina
                       datang. Mereka pun mengadakan pesta jambu sampai malam berganti
                       pagi. Teman-teman Devina segera pulang ke rumahnya masing-masing.
                       Sebelum pulang, mereka berbincang-bincang dulu. ”Rasanya, aku ingin
                       memiliki rumah pohon yang banyak,” ucap Jenny.

                           “Ya, aku juga. Bagaimana kalau kita membuat taman yang berisi banyak
                       pohon. Di setiap pohon disediakan rumah pohon untuk para pengunjung.
                       Ya, semacam tempat wisata,” usul Ira. ”Kita tidak bisa melakukannya. Kita
                       butuh   orang   dewasa    misalnya,   orang  tua  kita.  Nanti  aku  akan   bicara
                       kepada Mama dan Papa,” balas Devina.
                           Seperti janjinya, Devina mengutarakan usul Ira tadi kepada kedua
                       orang tuanya. Orang tuanya pun setuju dan segera membeli sebuah tanah
                       yang tidak terlalu besar, tapi cukup untuk beberapa pohon.Tak hanya itu,
                       orang tua Devina juga membeli alat-alat untuk membuat rumah pohon
                       serta bibit pohon. Orang tua Devina hanya membantu mengeluarkan
                       uang. Sedangkan urusan menata dan membangun rumah pohon, dikelola
                       Devina dan teman-temannya.

                           1 tahun kemudian ....

                           Taman Rumah Pohon resmi dibuka untuk umum. Tanahnya diperbesar
                       dan barang-barang lain juga ditambahkan. Barang-barang ditambahkan
                       bukan   hanya  oleh  orang  tua Devina,  tetapi juga orang tua masing-masing
                       teman   Devina.   Di  hari  pertama, Taman Rumah Pohon tidak memungut
                       biaya apapun karena itu adalah hari Taman Rumah Pohon diresmikan. Banyak orang
                       berdatangan ke Taman Rumah Pohon karya Devina dan teman-temannya.
                           “Harapanku, Taman Rumah Pohon akan semakin terkenal dan semakin
                       banyak pengunjungnya,” ucap Devina.



                       http://bobo.kidnesia.com/Bobo/Klinik-Cerita/Cerita-Kamu/Taman-Rumah-Pohon



















                  176   Buku Siswa SD/MI Kelas IV
   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187