Page 42 - Perjuangan Keadilan Agraria: Inspirasi Gunawan Wiradi
P. 42
* +$. (! ( % #& ( !+ +# #(,*#+ ,# !.( 0 ( 0#+ #
Prof. Dr. Benjamin White. Dia adalah sahabat abadi yang telah berbuat banyak bagi GWR.
Tahun 1974
GWR mempersiapkan berdirinya Studi Dinamika Pedesaan (SDP) yang bertujuan
mempelajari dinamika perubahan pedesaan yang mewakili kondisi yang berbeda-beda baik
dari segi geografi, topografi, maupun ekologi. SDP merupakan unit khusus dalam SAE. Di
unit lembaga ini GWR menjadi sekretaris dan sebagai ketuanya adalah Dr. Rudolf Sinaga.
Tahun 1975
GWR berangkat studi di Universiti Sains Malaysia (USM) atau 3 tahun setelah
bekerja di SAE, dengan biaya fellowship A/D/C.
Tahun 1977
Pemerintah Orde Baru mulai resah setelah memperoleh banyak kritik dan
demonstrasi besar-besaran. Persoalan agraria ditilik kembali oleh pemerintah, namun
sebenarnya alasan utamanya adalah pembangunan nasional (industri) yang membutuhkan
ketersediaan tanah. Meskipun demikian, efek dari ditiliknya kembali persoalan agraria
adalah bahwa Reforma Agraria tidak diidentikkan lagi dengan agenda komunis dan
ilmuwan-ilmuwan sosial yang semula “tiarap” mulai berani muncul berbicara tentang
Reforma Agraria.
Tahun 1978
GWR pulang ke tanah air setelah tamat dan memperoleh gelar Master dalam bidang
ilmu-ilmu sosial komparatif. Sepulangnya dari Malaysia, GWR bergabung kembali dengan
SDP-SAE sebagai staf pembina.
Tahun 1979
Konferensi internasional FAO yang membahas tentang pembangunan pedesaan dan
pembaruan agraria diselenggarakan di Roma. Dari 145 negara, terdapat 6 negara yang
mengirim delegasi besar, termasuk Indonesia dengan jumlah utusan lebih dari 40 orang,
di antaranya adalah Prof. Sajogyo, Prof. Sediono MP. Tjondronegoro, Dr. Rudolf Sinaga
(Institut Pertanian Bogor), Prof. Sukadji (Universitas Gadjah Mada), dan lain-lain.
Tahun 1979
Di semua sampel Studi Dinamika Pedesaan (SDP) yang penelitiannya sedang
berlangsung, persoalan tanah dimasukkan dalam variabel penelitian. Keterlibatan GWR di
proyek SDP ini (sebagai sekretaris) membawanya berinteraksi secara intens dengan
kalangan peneliti. Isu tentang penguasaan tanah mulai diangkat, meski belum
diperlakukan dengan analisa yang mendalam. Isu itu lalu dibawa GWR ke Workshop on
Rural History.
Tahun 1979
Jurnal terkemuka Prisma edisi September 1979 mengangkat isu Reforma Agraria di
bawah judul “Mencari Hak Rakyat atas Tanah”. Dalam edisi ini, GWR bersama Benjamin
White menyumbang tulisan berjudul “Pola-pola Penguasaan Tanah di DAS Cimanuk
Dahulu dan Sekarang: Beberapa Catatan Sementara”.
22 Jejak Langkah Sang Pembentuk Zaman