Page 7 - KOROSI
P. 7
MEKANISME KOROSI
Pada dasarnya semua logam tidak stabil dan cenderung
bereaksi dengan lingkungannya, sehingga membentuk senyawa
oksida atau karbonat yang bersifat stabil. Kecenderungan
logam untuk melepaskan elektron pada saat terjadi proses
reaksi elektrokimia dalam membentuk korosi yang
menunjukkan sifat keaktifan dari logam yang bersangkutan
(Susetyo dkk, 2013). Proses korosi yang terjadi pada logam
besi (Fe) dituliskan sebagai berikut (Haryono dkk, 2010):
Fe + H O + ½ O 2(g) → Fe(OH) 2(s)
(s)
2
(l)
Fero hidroksida [Fe(OH) ] yang terjadi merupakan hasil
2
sementara yang dapat teroksidasi secara alami oleh air dan
udara menjadi feri hidroksida [Fe(OH) ], sehingga mekanisme
3
reaksi selanjutnya adalah:
4 Fe(OH) 2(s) +O 2(g) + 2H O → 4Fe(OH) 3(s)
(l)
2
Ferri hidroksida yang terbentuk akan berubah menjadi Fe O
3
2
yang berwarna merah kecoklatan yang biasa kita sebut karat.
Reaksinya yang terjadi sebagai berikut :
2Fe(OH) → Fe O + 3H O
2
2
3
3