Page 9 - Microsoft Word - KLIPING PEMBERITAAN.docx
P. 9

Utara untuk mengembangkan energi bersih panas bumi.
Pembangunan dan pengoperasian PLTP ini merupakan penelitian bersama yang dilakukan antara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dengan Pemerintah Federal Jerman melalui GeoForschungsZentrum (GFZ) German Research Centre for Geosciences yang didukung oleh PGE.
"Kami berharap plant ini dapat beroperasi dengan baik, reliable, dan terus memberikan manfaat bagi operasional di Lapangan Lahendong. Selain itu, diharapkan plant ini dapat meningkatkan pengetahuan, pengalaman, dan kapabilitas sumber daya manusia Indonesia," ujar Direktur Utama PGE Ali Mundakir dalam keterangan tertulis, Senin (21/1/2019).
Baca juga: Ngebor di Luar Negeri, Pertamina Siapkan Rp 2,48 Triliun
Hal ini disampaikan dalam acara serah terima PLTP Siklus Biner Lahendong dari GFZ Jerman ke BPPT di Lapangan Panas Bumi Lahendong, Tomohon. Acara serah terima Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dengan kapasitas 500 kW dari GFZ German Research Centre for Geosciences ke BPPT ini dihadiri oleh berbagai pihak. Salah satunya Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir yang didampingi Plt Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) beserta jajarannya.
Dalam pidatonya, Menristekdikti menyambut baik dukungan Pemerintah Jerman dalam pengembangan teknologi PLTP Siklus Biner. Ia juga berharap serah terima tersebut dapat menjadi langkah awal dari upaya besar pemanfaatan energy terbarukan dan peningkatan sumber daya manusia di bidang teknologi EBT, khususnya panas bumi.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Teknologi Informasi Energi dan Material (TIEM) BPPT, Eniya L. Dewi mengatakan sistem PLTP 500 kW Lahendong merupakan sistem smale scale binary cycle plant.
"PLTP ini memanfaatkan uap panas bumi basah yang tidak bisa digunakan PLTP konvensional. Selain itu, PLTP ini bisa juga digunakan untuk memanfaatkan air panas sisa PLTP konvensional sehingga menambah efisiensi total dan menambah kapasitas pembangkitan. PLTP ini dapat digunakan sebagai model pemanfaatan sumur panas bumi dengan uap basah yang menjadi karakteristik kebanyakan sumber panas bumi di Indonesia, terutama Sumatera dan Sulawesi," papar Eniya.
Saat ini Indonesia berada pada rangking kedua pengembangan panas bumi di dunia dengan total kapasitas terpasang sebesar 1949,5 MW dan kontribusi PGE sebesar 32% yang dihasilkan dari 5 area dengan total kapasitas terpasang sebesar 617 MW.
Kapasitas tersebut terdiri dari area Lahendong dengan kapasitas terpasang sebesar


































































































   7   8   9   10   11