Page 259 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 APRIL 2021
P. 259

Ringkasan

              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, antusias buruh
              tetap tinggi untuk berpartisipasi dalam memperingati hari buruh Internasional atau May Day
              2021 di tengah pandemi Covid-19. Tercatat, lebih dari 50.000 buruh siap bergabung melalui aksi
              unjuk rasa serentak May Day pada 1 Mei mendatang di 24 provinsi.



              KSPI SEBUT 50.000 BURUH AKAN TURUN KE JALAN PERINGATI MAY DAY
              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, antusias buruh
              tetap tinggi untuk berpartisipasi dalam memperingati hari buruh Internasional atau May Day
              2021 di tengah pandemi Covid-19. Tercatat, lebih dari 50.000 buruh siap bergabung melalui aksi
              unjuk rasa serentak May Day pada 1 Mei mendatang di 24 provinsi.
              "Khusus untuk KSPI, aksi unjuk rasa (May Day) ini akan diikuti 50 ribuan buruh. Yang sudah
              tercatat  dilakukan  pendataan  itu  lebih  dari  50  ribu  buruh  di  24  provinsi.  Tersebar  di  200
              kabupaten/kota," ungkap dia dalam Konferensi Pers terkait aksi May Day 2021, Selasa (27/4).

              Bos  KSPI  ini  mengungkapkan,  50  ribu  lebih  buruh  tersebut  berasal  dari  3.000  pabrik  yang
              tersebar di 24 provinsi. Kendati demikian, dia tidak merinci daftar yang ke 3.000 perusahaan
              dimaksudkan tersebut.

              Direncanakan untuk aksi unjuk rasa tingkat nasional dalam peringatan May Day akan dipusatkan
              di Ibu kota Jakarta melalui perwakilan buruh. Yakni dengan dua lokasi utama di Istana Negara
              dan Gedung Mahkamah Konstitusi.

              "Sementara, bagi buruh yang tidak bisa ke Mahkamah Konstitusi (MK) atau Istana maka dia akan
              berunjuk rasa di depan Pintu Gerbang Monumen Nasional (Monas) atau sekitaran Patung Kuda,"
              tambahnya.

              Sedangkan di tingkat daerah, aksi unjuk rasa dilakukan secara serentak dengan diikuti 50 ribu
              buruh lebih di 24 provinsi. Di mana untuk tingkat kabupaten/kota, massa buruh akan melakukan
              unjuk  rasa  di  kantor  bupati/walikota.  Sementara  di  tingkat  provinsi,  akan  datang  ke  kantor
              gubernur.

              "Jadi, Banyak teman-teman elemen (buruh) datang ke Istana, DPR RI, maupun kantor dan juga
              gedung pemerintahan di kantor bupati, kantor gubernur, dan DPRD tingkat 1 maupun dua,"
              terangnya.

              Dia menyebutkan, dalam aksi May Day tahun ini, kampanye akan mengangkat dua isu besar
              terkait sektor Ketenagakerjaan. Pertama, ialah meminta hakim MK untuk mau membatalkan atau
              mencabut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Cipta Kerja (UU Cipta Kerja)
              khususnya untuk klaster Ketenagakerjaan. Lantaran, UU sapu jagat ini dinilai amat merugikan
              kaum buruh.

              Adapun, poin-poin penolakan masih mengacu pada yang selama ini yang lantang disuarakan.
              Seperti skema penetapan UMK yang berpotensi menurunkan nilai pendapatan buruh di daerah
              hingga ketidakpastian masa kerja buruh yang di atur dalam beleid UU Cipta Kerja tersebut.

              "Hilangnya  kepastian  pendapatan  atau  no  income  securities,  itu  tercermin  dalam  UMK  bisa
              ditetapkan  oleh  Gubernur.  Ini  tidak  ada  kepastian  karena  menggunakan  kata-kata  dapat
              ditetapkan oleh Gubernur. Nanti kembali pada rezim upah murah," bebernya.





                                                           258
   254   255   256   257   258   259   260   261   262   263   264