Page 136 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 DESEMBER 2021
P. 136

MENAKER SEBUT RUU TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL TINGGAL KETOK
              PALU DPR
              Jakarta Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS) selangkah
              lagi bakal masuk ke dalam rapat Paripurna DPR RI untuk segera disahkan. Pengesahan RUU
              menjadi Undang-Undang ini pun diharapkan dapat meminimalisir terjadi kekerasan seksual ramai
              terjadi belakang ini.

              "Alhamdulillah saya mendengar RUU ini sudah dibawa ke Paripurna untuk usul inisiatif DPR.
              Tentu berikutnya pemerintah akan merespon dengan membahas bersama dengan DPR," kata
              Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah dalam konferensi pers, Selasa (14/12/2021).

              Menteri  Ida  memastikan,  komitmen  untuk  menghapus  kekerasaan  seksual  di  lingkungan
              ketenagakerjaan  bukan  hanya  menjadi  fokus  para  serikat  kerja  dan  Asosiasi  Pengusaha
              Indonesia  (Apindo)  saja.  Pemerintah  juga  terlibat  aktif  untuk  bagaimana  mengurangi,
              menghilangkan, serta menghapus kekerasan seksual di tempat kerja.
              Kementerian Ketenagakerjaan sendiri sejauh ini terus menjalankan berbagai upaya perlindungan
              pekerja dari kekerasan dan pelecehan di tempat kerja di masa pandemi. Ini dilakukan dengan
              inovasi dan memanfaatkan sarana teknologi yang ada.

              Pihaknya juga terus melaksanakan program pengawasan dan pembinaan ketenagakerjaan dalam
              rangka mendorong tempat kerja bebas kekerasan dan pelecehan.

              "Mudah-mudahan  benar-benar  menjadi  inisiatif  DPR  dan  segera  dibahas  antara  DPR  dan
              pemerintah.  Penghapusan  kekerasan  seksual  ini  tidak  hanya  untuk  tenaga  pendidikan  dan
              tempat kerja dan ini menyeluruh ke semua area," ujar dia.

              Di  samping  itu,  Menteri  Ida  juga  menyoroti  kasus  kekerasa  seksual  terjadi  belakangan  ini.
              Menurutnya kekerasan seksual bisa terjadi di manapun dan kapan saja. Bahkan tempat-tempat
              di luar nalar seperti lembaga pendidikan agama sekalipun tidak menjamin adanya pelaku.

              "Ini sebenarnya ini kayak gunung es kasus kekerasan seksual itu. Kekerasan seksual ini bisa
              terjadi di mana-mana," ujar dia.

              Oleh  karenanya,  ini  menjadi  kewaspadaan  bersama.  Karena  menurutnya,  kekerasan  dan
              pelecehan merupakan serangkaian perilaku atau praktik tidak dapat diterima. Apalagi damapak
              dirasakan korban tidak hanya fisik, melainkan psikologisnya juga terkena.
              "Ini  ada  trauma  ini,  perempuan  sebenarnya  banyak  mengalami  meskipun  korban  kekerasan
              seksual  itu  tidak  hanya  perempuan.  Tetapi  mayoritas  itu  perempuan  dan  kalau  perempuan
              dampaknya semakin lebih luas dibandingkan dengan laki-laki," ujarnya.

              Reporter: Dwi Aditya Putra Sumber: Merdeka.com.

















                                                           135
   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141