Page 109 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 SEPTEMBER 2020
P. 109

KLASTER KETENAGAKERJAAN KEMBALI DIBAHAS, BURUH ANCAM MOGOK
              NASIONAL
              JAKARTA,  -  Sejumlah  konfederasi  dan  serikat  buruh  mengancam  akan  melakukan  mogok
              nasional menyusul dilanjutkannya pembahasan  klaster ketenagakerjaan  dalam draf omnibus
              law Rancangan Undang-undang (RUU) Cipta Kerja oleh pemerintah dan DPR.

              Aksi tersebut akan dilakukan buruh yang bernaung di bawah bendera Konfederasi Serikat Pekerja
              Indonesia (KSPI), Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) pimpinan Andi Gani
              Nena, dan 32 federasi buruh lainnya.

              "KSPI  bersama  32  konfederasi  dan  federasi  yang  lain  sedang  mempertimbangkan  untuk
              melakukan mogok nasional sesuai mekanisme konstitusi," ujar Presiden KSPI Said Iqbal dalam
              keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (27/9/2020).

              Tak hanya itu, buruh juga mengancam akan melakukan demo besar-besaran yang akan diikuti
              berbagai elemen masyarakat meliputi mahasiswa, petani, nelayan, masyarakat sipil, masyarakat
              adat, penggiat lingkungan hidup, hingga penggiat HAM.

              Oleh  karena  itu,  KSPI  mendesak  DPR  RI  untuk  segera  menghentikan  pembahasan  klaster
              ketenagakerjaan  dan  tidak  mempunyai  target  waktu  atau  kejar  tayang  dalam  melakukan
              pembahasan omnibus law RUU Cipta Kerja.

              Said mendesak agar klaster ketenagakerjaan dikeluarkan dari RUU Cipta Kerja.
              Selain itu, serikat pekerja juga meminta tidak ada pasal-pasal di dalam UU Nomor 13 tahun 2003
              tentang Ketenagakerjaan yang diubah maupun dikurangi.

              Menurutnya, jika ada permasalahan perburuhan yang belum diatur dalam aturan tersebut, maka
              sebaiknya pemerintah dan DPR berdialog.

              "Oleh  karena  itu,  buruh  Indonesia  mendesak  Panja  Baleg  DPR  RI  untuk  menghentikan
              pembahasan RUU Cipta Kerja. Karena setelah kami mengikuti pembahasan dalam dua hari ini,
              sangat  besar  kemungkinannya  akan  terjadi  pengurangan  hak-hak  buruh  yang  diatur  dalam
              pasal-pasal di UU Nomor 13 Tahun 2003," kata Said.

              Di samping itu, Said meyakini bahwa sudah hampir bisa dipastikan dalam pembahasan ini terjadi
              kejar tayang antara pemerintah dan DPR untuk mengesahkan  RUU Cipta Kerja  pada 8 Oktober
              2020.

              "KSPI dan buruh Indonesia menolak keras sistem kejar tayang yang dipaksakan oleh pemerintah
              dan DPR RI, di mana omnibus law akan disahkan pada tanggal 8 Oktober 2020," tegas pria yang
              juga menjadi Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) ini.

              Sebelumnya  diberitakan,  Badan  Legislasi  (Baleg)  DPR  dan  pemerintah  membahas  klaster
              ketenagakerjaan di Omnibus Law RUU Cipta Kerja di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta,
              Jumat (25/9/2020) malam.

              Rapat ini dipimpin Ketua Baleg Supratman Andi Agtas dan perwakilan pemerintah yang dihadiri
              Staf  Ahli  Kemenko  Perekonomian  Elen  Setiadi  dan  Sekretaris  Jenderal  Kementerian
              Ketenagakerjaan (Kemenaker) Anwar Sanusi.
              "Seluruh anggota Panja, malam hari ini kita akan mendengar dulu alasan atau urgensi terhadap
              klaster ketenagakerjaan masuk di dalam RUU Cipta Kerja," kata Supratman.

              Supratman  berharap,  klaster  ketenagakerjaan  dapat  memudahkan  iklim  investasi  dan
              memberikan perlindungan yang cukup baik bagi para pekerja dari pemerintah.
                                                           108
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114