Page 72 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 72

Konferensi Pers bersama di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Rabu
              (7/10).


              UPAH MINIMUM 2021 MASIH MENGGUNAKAN SKEMA 2020

              Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  mengatakan,  Dewan  Pengupahan  Nasional  (DPN)
              mengusulkan, dasar penghitungan upah minimum 2021 akan ditentukan berdasarkan besaran
              upah minimum 2020. Usul DPN tersebut mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78
              Tahun 2015.

              "Kami mendapatkan saran dari Dewan Pengupahan Nasional dan saran ini akan menjadi acuan
              bagi kami untuk tetapkan upah minimum 2021. Usulan DPN balik lagi ke UMP 2020. Tetapi, kami
              akan update dan dengarkan sekali lagi Dewan Pengupahan nasional," ucap Ida Fauziyah dalam
              Konferensi Pers bersama di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Rabu
              (7/10).

              Ia mengatakan tata cara penetapan upah minimum baru dalam Undang-undang Cipta Ketja (UU
              Ciptaker) belum diatur lebih rigid dalam ketentuan turunan. Kondisi perekonomian pada 2021
              diperkirakan masih belum berbeda dengan kondisi tahun ini. Komponen kebutuhan hidup layak
              (KHL) yang menjadi dasar penentuan upah minimum provinsi (UMP) kemungkinan besar tak
              akan berubah.

              "Di PP (peraturan pemerintah) disebutkan, dalam kurun waktu lima tahun akan ada peninjauan
              KHL dan jatuhnya pada tahun 2021. Memang ada perubahan komponen KHL untuk 2021. Namun
              demikian,  kita  semua  tahu  akibat  dari  pan-demi  Covid-19  ini  pertumbuhan  ekonomi  minus,"
              ucapnya.

              Ida  menegaskan,  penentuan  upah  minimum  akan  dilakukan  berdasarkan  hasil  perundingan
              dengan seluruh pemangku kepentungan (stakeholders). Dalam hal ini serikat buruh, pekerja dan
              teman pengusaha yang diwakili Apindo dan Kadin dalam forum tripartit nasional.

              "Kami akan menyertakan stakeholders ketenagakerjaan dalam pembahasan PP ini. Karena kalau
              dipaksakan mengikuti UU baru ini, banyak perusahaan yang tidak bisa bayar upah minimum
              provinsi," ucap Ida.

              Modal Awal JKP
              Pada  kesempatan  yang  sama  Ida  mengungkapkan,  pemerintah  akan  menggunakan  dana
              maksimal Rp 6 triliun dari kas negara untuk modal awal program Jaminan Kehilangan Pekerjaan
              (JKP).

              Dalam UU Cipta kerja bagian ketujuh terkait JKP disebutkan bahwa penyelenggaraan program
              jaminan akan dilakukan oleh pemerintah dan BPJS Ketenagakerjaan. Dengan modal awal untuk
              BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan masing-masing paling banyak Rp2 triliun. "Un-dang-
              Undang mengatur dana awalnya akan diambil dari APBN, paling besar Rp 6 triliun," tutur Ida.

              Selain itu, ia mengatakan, JKP merupakan jaminan sosial kepada pekerja/buruh yang terkena
              PHK. JKP ini merupakan ketentuan baru yang diterima oleh pekerja di samping pesangon yang
              diberikan pengusaha.

              "Ketika seseorang mengalami PHK, maka dia butuh sangu atau pesangon dan akan diberikan
              casii benefit melalui JKP," kata Ida.

              Sebelumnya, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, belum
              dapat menjelaskan lebih detail mengenai sumber dana awal untuk JKP terkait pos anggarannya.
                                                           71
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77