Page 103 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 AGUSTUS 2020
P. 103

"Pukulan  pada  sektor  perekonomian  ini  pada  akhirnya  juga  berdampak  pada  sektor
              ketenagakerjaan. Ada banyak pekerja yang terdampak akibat melambatnya perekonomian. Data
              yang dihimpun Kemenaker sejak awal Maret sampai akhir Juli 2020 tidak kurang dari 2,1 juta
              pekerja dilaporkan terdampak," kata Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Rabu (5/8).

              Bila dirinci, pekerja di sektor formal yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) ada
              sebanyak 383.645 orang dan ada 1,13 juta pekerja formal yang dirumahkan. Sementara pekerja
              informal yang kehilangan pekerjaan atau bangkrut ada sebanyak 630.905 orang.

              Data  ini  didapatkan  dari  Dinas  Tenaga  Kerja  (Disnaker)  di  seluruh  Indonesia,
              kementerian/lembaga terkait, serikat pekerja dan asosiasi pengusaha.

              Lebih  lanjut  Kepala  Badan  Perencanaan  dan  Pengembangan  Ketenagakerjaan  Kemnaker  Tri
              Retno Isnaningsih menjelaskan, data pekerja yang didapatkan ini sudah  clear  (bersih)  by name
              dan  by address  dan dilengkapi dengan NIK yang valid.

              "Data ini tentu saja sudah bersih dan artinya sudah dilakukan suatu  cleansing  dan di dalamnya
              kita sudah menggunakan NIK yang valid dengan 16 digit dan tidak ada duplikasi NIK lagi," terang
              Tri.

              Tri  menerangkan,  dari  2,14  juta  pekerja  terdampak  Covid-19  tersebut  sebagian  besarnya
              berjenis kelamin laki-laki yakni sebanyak 1,53 juta atau sekitar 72%, sementara perempuan ada
              sebanyak 608.228 orang atau sekitar 28%.

              "Ini  bisa  menjadi  potensi  masalah  serius,  karena  pada  umumnya  laki-laki  adalah  tulang
              punggung di keluarga. Ini sangat serius juga karena laki-laki biasanya dibebani paling tidak 3
              atau 2 tanggungan. Ini yang sangat memprihatinkan," kata Tri.

              Sementara  bisa  melihat  sebaran  pekerja  terdampak  menurut  provinsi,  provinsi  yang  tenaga
              kerjanya paling banyak terdampak Covid-19 adalah Jawa Barat dengan jumlah 342.772 orang
              atau 15,9%, lalu DKI Jakarta sebanyak 320.114 orang atau 14,91%, Jawa Tengah sebanyak
              263.980 orang atau 12,30%, Jawa Timur sebanyak 161.217 orang atau 7,51%, Riau sebanyak
              156.146 orang atau 7,27% dan provinsi lain sebanyak 902.438 orang.

              Tri mengatakan, Dari sebaran pekerja terdampak menurut provinsi ini bisa dijadikan acuan untuk
              menentukan wilayah prioritas distribusi jaring pengaman sosial.

              Meski sudah ada data pekerja terdampak Covid-19 yang valid, Kemnaker juga mencatat masih
              ada 1,41 juta pekerja terdampak Covid-19 yang belum clean.

              Sementara, ada juga 34.179 calon pekerja migran Indonesia yang gagal berangkat ke negara
              tujuan dan ada 465 peserta pemagangan yang dipulangkan.

              Lebih lanjut, Tri mengatakan pihaknya masih perlu mendata dan memperbaharui data ini untuk
              mengetahui  apakah  dari  2,14  juta  pekerja  terdampak  Covid-19  ini  sudah  ada  yang  kembali
              bekerja atau tidak. Dia juga berharap Kementerian/Lembaga untuk segera melaporkan jumlah
              tenaga kerja yang sudah teridentifikasi kepada Kemenaker..













                                                           101
   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108