Page 4 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 JULI 2021
P. 4

MK TOLAK GUGATAN UJI MATERIL UU CIPTA KERJA, MENAKER HARAP SEMUA
              PIHAK MENGHORMATI
              Mahkamah  Konstitusi  (MK)  tidak  menerima  gugatan  (Konfederasi)  Serikat  Buruh  Sejahtera
              Indonesia ((K)SBSI) perihal Uji Materil Undang Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
              Kerja Klaster Ketenagakerjaan.

              Penolakan MK atas gugatan dalam perkara 109/PUU-XVIII/2020 itu didasarkan bahwa gugatan
              itu tidak memiliki kedudukan hukum.

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyambut baik putusan MK tersebut. "Alhamdulillah MK
              sudah menyatakan bahwa pemohon tidak memiliki kedudukan hukum sehingga permohonan
              pemohon tidak dapat diterima," kata Ida Fauziyah dalam Siaran Pers Biro Humas di Jakarta,
              Rabu (1/7).

              Menaker Ida berharap seluruh pihak menghormati atas apa yang telah menjadi putusan MK.
              "Sekarang saatnya kita menatap ke depan menyelesaikan pandemi Covid-19 dan membangun
              ketenagakerjaan lebih baik lagi," katanya.

              Sekjen Kemnaker, Anwar Sanusi, menilai logis putusan dari MK dalam perkara 109 yang diajukan
              oleh pemohon (K) SBSI.

              Menurutnya,  putusan  MK  tersebut  telah  menunjukkan  ketelitian  dan  objektifitas  MK  dalam
              memeriksa status kedudukan hukum pemohon Uji Materiil UU Cipta Kerja, khususnya Klaster
              Ketenagakerjaan.

              "Yang  bertindak  untuk  dan  atas  nama  organisasi  ya  memang  seharusnya  berpatokan  pada
              AD/ART organisasi tersebut," ucap Sekjen Anwar.

              Dalam amar putusannya, Ketua MK Anwar Usman menyatakan permohonan (K)SBSI tidak dapat
              diterima.

              "Amar putusan, mengadili, menyatakan permohonan pemohon tidak dapat diterima," kata Anwar
              Usman didampingi delapan hakim konstitusi lainnya, saat membacakan amar Putusan Nomor
              109/PUU-XVIII/2020 dalam persidangan yang digelar secara daring,.

              Menurut Mahkamah, pemohon tidak memiliki kedudukan hukum (persona standi in judicio) untuk
              mengajukan permohonan.

              "Karenanya, Mahkamah tidak mempertimbangkan pokok permohonan," kata Hakim Konstitusi
              Suhartoyo saat membacakan pertimbanganan hukum putusan.

              Mahkamah  dalam  pertimbangan  hukumnya  menyebutkan,  pemohon  dalam  permohonannya
              menerangkan selaku Badan Hukum Perkumpulan yang telah tercatat di Suku Dinas Tenaga Kerja
              Jakarta Pusat dan terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM.

              Pemohon dalam hal ini diwakili oleh Prof Dr Muchtar Pakpahan SH MH, selaku Ketua Umum DPP
              (K)SBSI dan Vindra Whindalis selaku Sekretaris Jenderal berdasarkan hasil Kongres ke-6 (K)SBSI.


              Disebutkan,  sebelum  Mahkamah  lebih  lanjut  mempertimbangkan  kerugian  konstitusional
              pemohon,  terlebih  dahulu  Mahkamah  akan  mempertimbangkan  kapasitas  pemohon  sebagai
              Badan Hukum Perkumpulan untuk mengajukan permohonan.

              Berdasarkan  Pasal  47  ayat  (2)  dan  ayat  (4)  Anggaran  Dasar  (K)SBSI  dan  Pasal  12  ayat  (7)
              Anggaran Rumah Tangga (K)SBSI menyatakan Ketua Umum berwenang bertindak untuk dan
              atas nama organisasi baik ke dalam maupun ke luar organisasi.


                                                            3
   1   2   3   4   5   6   7   8   9