Page 64 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 JUNI 2020
P. 64

DPLK.  Artinya,  terdapat  selisih  20%  dana  yang  akan  diterima  pekerja  jika  pembayarannya
              melalui DPLK.

              "Sehingga bisa dikatakan, dengan adanya program pensiun ini perusahaan tidak ada program
              tambahan.  Misalnya  manfaat  pensiun  yang  harus  dibayarkan  sama-sama  Rp500  juta, tetapi
              pekerja akan menerima lebih besar jika melalui program pensiun DPLK karena pajaknya lebih
              sedikit."

              Firmansyah menjelaskan bahwa berdasarkan Statistik Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan
              (OJK), baru terdapat sekitar 6,01% pekerja Indonesia yang menjadi peserta dana pensiun. *
              Hal tersebut menjadi cerminan bahwa kepesertaan dana pensiun masih potensial untuk terus
              ditingkatkan.

              Perusahaan-perusahaandinilai  harus  mulai  mempertimbangkan  pengelolaan  dana  pensiun,
              karena ada atau tidak ada pandemi virus corona, para pekerja sudah pasti akan memasuki masa
              pensiun.

              PELUANG

              Krisis perekonomian yang disertai gelombang PHK dinilai akan membawa peluang pertumbuhan
              peserta DPLK. Direktur Eksekutif Asosiasi
              Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Syarif Yunus menjelaskan bahwa pada 2008, saat
              terjadi gejolak perekonomian melanda, terjadi perubahan cukup signifikan pada industri DPLK.
              Menurutnya, gelombang PHK menyadarkan dunia usaha bahwa pembayaran pesangon menjadi
              beban besar yang kerap sulit terpenuhi.

              "Sejak  itu  [krisis  2008]  dan  ditambah  sejak  ada  DPLK  Program  Pensiun  Untuk  Kompensasi
              Pesangon [PPUKP) pada 2013 aset yang dikelola industri DPLK terus bertumbuh 20%-30%,"
              ujar Syarif kepada Bisnis, Rabu (17/6).
              Pada krisis 2008, pelaku usaha menyadari bahwa program wajib Jaminan Hari TUa oleh Badan
              Penyelenggara  Jaminan  Sosial  (BPJS)  Ketenagakerjaan  atau  BPJAMSOSTEK  hanya  mampu
              memenuhi  kebutuhan  dasar  pekerja  di  masa  pensiun.  Oleh  karena  itu,  diperlukan  program
              sukarela seperti DPLK.
              "Karena saat ini pun tidak sedikit pemberi kerja yang merasa 'sudah cukup' dengan memberi
              program  JHT  bagi  karyawannya,  sehingga  tidak  mau  lagi  menambah  [program  pensiun  di]
              DPLK," ujarnya.

              Menurut Syarif, pandemi Covid-19 setidaknya akan memberikan dua gambaran kepesertaan
              DPLK  bagi  para  pemberi  kerja.  Pertama,  perusahaan  yang  terganggu  bisnisnya  tidak  akan
              memprioritaskan  keikutsertaannya  di  DPLK  untuk  mengantisipasi  kondisi  yang  sama  terjadi
              kembali.

              Kedua,  perusahaan  yang  kondisi  bisnisnya  relatif  normal  semestinya  menyadari  untuk
              menyiapkan program DPLK bagi para pekerjanya.

              Besarnya gelombang PHK perlu dilihat oleh para pemberi kerja sebagai risiko, karena kewajiban
              membayar pesangon akan sangat memengaruhi arus kas perusahaan.

              "Ada tantangan yang tidak mudah di masa pandemi ini untuk menambah kepesertaan DPLK,
              tetapi ini juga jadi momentum untuk edukasi pasar terkait pentingnya menyiapkan program
              DPLK, baik untuk pemberi kerja maupun pekerja," ujar Syarif.




                                                           63
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69