Page 48 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 JANUARI 2021
P. 48

BERDALIH PANDEMI, PERUSAHAAN DI TANGERANG PECAT SEPIHAK 75 BURUH

              PHK sepihak yang dilakukan dengan alasan pandemi diduga modus perusahaan untuk mengubah
              skema  status  pekerja  menjadi  pekerja  kontrak  dan  harian  lepas.  Sebanyak  75  orang  buruh
              dipecat secara sepihak oleh sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri komponen
              elektronik di Tangerang, Banten.

              Perusahaan dengan nama resmi PT. Cipta Colindo itu memecat puluhan buruh berstatus pekerja
              tetap yang sudah bekerja selama 13 sampai 25 tahun di perusahaan itu pada 27 Desember lalu.
              PT.  Cipta  Collindo  diketahui  memproduksi  ragam  komponen  elektronik  untuk  merk  ternama
              seperti JVC, Toshiba, Sharp, Panasonic, hingga Yamaha Music.

              Ketua Pengurus Tingkat Perusahaan Serikat Buruh Nusantara PT. Cipta Coilindo (PTP SBN PT.
              CC),  Suharno,  menilai  bahwa  pemutusan  hubungan  kerja  (PHK)  sepihak  yang  dilakukan
              perusahaan adalah pelanggaran serius iwal prinsip dasar hubungan industrial antara buruh dan
              perusahaan. Apalagi, kata dia, alasan pihak perusahaan melakukan PHK sepihak karena sepinya
              order akibat pandemi COVID-19.

              "Sehingga  perusahaan  meliburkan  para  buruhnya  dan  ketika  mereka  aktif  bekerja  kembali,
              secara tiba-tiba manajemen menganggap para buruhnya telah melakukan tindakan indisipliner,
              padahal  mereka  secara  jelas  tidak  pernah  melakukan  tindakan  itu,"  kata  Suharno  lewat
              keterangan tertulisnya yang diterima wartawan Tirto, Kamis (7/1/2021) pagi.

              "Para  buruh  tidak  pernah  juga  mendapatkan  surat  peringatan  dari  manajemen  PT.  Cipta
              Coilindo," tambahnya.

              Suharno menduga PHK sepihak yang dilakukan dengan alasan pandemi adalah modus karena
              perusahaan sedang mengubah skema status pekerja menjadi pekerja kontrak dan harian lepas.
              Kata dia, PHK sepihak yang dilakukan kepada 75 orang buruh dilakukan di tengah rekrutmen
              pekerja baru yang nantinya akan menggunakan skema status pekerja baru--kontrak dan harian
              lepas.

              Sebelum kasus ini, kata Suharno, pihak perusahaan pernah merumahkan dan akhirnya memecat
              sepihak 52 orang buruh pada 25 April tahun lalu, dengan alasan yang sama yaitu sepinya order
              selama pandemi. Namun, para buruh menolak dan protes karena di saat yang sama perusahaan
              membuka rekrutmen untuk pekerja kontrak dan harian lepas.

              Apalagi, tambah Suharno, pihak perusahaan juga tidak memberikan pesangon kepada 52 buruh
              tersebut, sesuai UU Ketenagakerjaan. Mereka hanya mendapatkan pesangon sebesar Rp41 juta
              per orang.

              "Dengan masa kerja para buruh tersebut sudah menginjak belasan tahun bekerja di PT. Cipta
              Coilindo yang seharusnya mendapatkan pesangon sebanyak 2 kali ketentuan yang berlaku," kata
              dia.
              "Perusahaan juga belum memenuhi hak-hak normatif, seperti BPJS Ketenagakerjaan/Kesehatan,
              jaminan hari tua, cuti haid dipersulit, hingga yang makan dan transport tidak sesuai," tambahnya.

              Oleh  karena  itu,  Suharno  mengatakan  pihaknya  menuntut  agar  perusahaan  membatalkan
              pemecatan terhadap 75 orang buruh tersebut dan mengembalikan posisi mereka seperti semula.
              "Kami juga mendesak agar perusahaan memenuhi hak-hak normatif seluruh buruh PT. Cipta
              Coilindo," kata dia.

              Wartawan Tirto telah mencoba menghubungi staf Departemen Sumber Daya Manusia (HRD) PT.
              Cipta Coilindo, Joko Wasono, lewat telepon sebanyak lima kali dan pesan teks WhatsApp. Namun,
              hingga Kamis siang tak ada jawaban.

                                                           47
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53