Page 164 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 NOVEMBER 2020
P. 164
TRAGIS, TKW ASAL CIREBON DIANIAYA SECARA BRUTAL DI MALAYSIA
Aksi penganiayaan kembali menimpa tenaga kerja Indonesia di Malaysia. Nasib nahas itu kali ini
dialami oleh Mey Haryanti, asisten rumah tangga asal Cirebon. Akibat ulah sadis sang majikan,
Mey kini mengalami kelumpuhan.
Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia ( BP2MI ), Benny Rhamdani, menjelaskan
kasus kekerasan terhadap Tenaga Kerja Wanita ( TKW ) itu terungkap setelah Polisi Diraja
Malaysia melakukan operasi penggerebekan pada sebuah rumah di Nomor 23, Taman Batu,
Kuala lumpur pada Selasa 24 November 2020.
Penggerebekan dilakukan polisi setempat setelah menerima aduan dari masyarakat sekitar.
Korban saat itu ditemukan dengan kondisi mengenaskan, tidur di teras depan rumah sang
majikan.
"Jadi setelah dianiaya kemudian dia tidur di teras rumah majikannya dikunci dari dalam," kata
Benny kepada awak media di Depok, Jawa Barat, Kamis 26 November 2020.
Berdasarkan informasi yang diterima BP2MI dari Kedutaan Besar Malaysia, wanita kelahiran 7
Mei 1994 itu baru bekerja 13 bulan di rumah tersebut.
"Ia bekerja secara prosedural kalau selama ini ada yang berangkat secara anprosedural, ini
tercatat dalam sisko kami berangkat prosedural, yang diberangkatkan oleh salah satu
perusahaan penyalur dengan masa kontrak 2 tahun sejak Agustus 2019 sampai Agustus 2021,"
ujarnya.
Dari hasil penyelidikan polisi di sana, kata Benny, pelakunya adalah Liem Sio Lian dan Liem Kwan
An, yang merupakan majikan korban. Dari hasil pemeriksaan, korban dipukul menggunakan
rotan kemudian disiram air panas di bagian belakang badan, kaki sebelah kiri, dada dan muka
sehingga mengakibatkan cedera parah.
"Korban pernah disayat di bawah dagu, dan tapak tangan menggunakan pisau, juga dihantam
menggunakan kursi di kepala. Korban pernah dipaksa majikan menampar dan memukul dirinya
sendiri sehingga cedera parah," tutur Benny.
Tak hanya itu, korban juga dilukai menggunakan gunting di bagian tangan dan tidak diberi
makan hingga badannya sangat kurus. Setelah luka parah ditelantarkan di teras rumah selama
8 hari.
"Itu kesaksian dari tetangga yang menyaksikan kemudian melaporkan ke polisi. Sedemikian
parah yang dialami oleh korban terpaksa harus menggunakan Pampers dewasa," katanya.
Majikan Ditahan Polisi Saat ini, pasangan suami istri (majikan) korban telah ditahan oleh
kepolisian setempat. "Polisi juga telah menyita gunting pisau kursi dan periuk yang digunakan
untuk menganiaya korban. Pelaku menganiaya karena merasa tidak puas dengan kinerjanya,"
ucap Benny Saat ini korban masih menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Kuala Lumpur
sedangkan kasus penganiayaan itu sedang diselidiki lebih lanjut. Benny mengatakan, atas tragedi
kemanusiaan ini BP2MI menyatakan sikap yakni, pertama, mengutuk keras pelaku penganiayaan
dan meminta Pemerintah Malaysia memberikan keadilan dengan menghukum seberat-beratnya
pelaku Kedua, BP2MI menyampaikan duka sedalamnya memohon ampun dan maaf atas nama
korban dan akan mengawal serta mengusut tuntas kasus ini hingga korban mendapatkan
keadilan hukum dengan berkoordinasi dengan perwakilan RI di Malaysia "Sejak semalam hingga
tadi pagi saya masih komunikasi langsung dengan dubes RI untuk Malaysia," katanya Ketiga,
BP2MI meminta untuk meninjau ulang penempatan pekerja di Malaysia. "Ini sikap keras kita,"
ucap Benny. (ren).
163