Page 370 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 DESEMBER 2021
P. 370

PENGUSAHA DESAK MENDAGRI ‘HUKUM’ ANIES SOAL REVISI UMP 2022

              Antisipasi Kepala Daerah Lain yang Meniru Anies

              Para  pengusaha  yang  tergabung  dalam  Kamar  Dagang  dan  Industri  (Kadin)  Indonesia  dan
              Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meminta Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memberi
              sanksi kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan karena merevisi upah mini mum provinsi
              (UMP) 2022.

              Tak cuma Anies, para pengusaha juga menilai Tito perlu memberi sanksi kepada kepala daerah
              lain jika ada yang mengubah besaran UMP 2022 sehingga kenaikan upahnya tidak sesuai dengan
              Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.

              "Meminta  kepada  Menteri  Dalam  Negeri  untuk  memberikan  pembinaan  atau  sanksi  kepada
              kepala  daerah  dan  Gubernur  DKI  Jakarta  yang  tidak  memahami  peraturan  perundangan
              sehingga  mengakibatkan  melemahnya  sistem  pemerintahan,"  ungkap  Ketua  Umum  Apindo
              Hariyadi  Sukamdani  saat  konferensi  pers  virtual,  Senin  (20/12).  Hariyadi  mengatakan
              permintaannya ini didasari oleh aturan yang tertuang dalam Undang-Undang (UU) Nomor 23
              Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Menurutnya, dalam beleid itu sudah jelas bahwa
              pemerintah  pusat  bisa  memberikan  pembinaan  dan  pengawasan  kepada  pemerintah  daerah
              yang tidak menjalankan pemerintahan sesuai aturan undang-undang.
              Di sisi lain, Hariyadi menilai sanksi dan pembinaan ini perlu dilakukan agar tidak ada kepala
              daerah lain yang mengikuti jejak Anies untuk mengubah besaran UMP 2022 yang tidak sesuai
              dengan formula PP 36/2021.

              Selain  meminta  Tito  memberi  sanksi  dan  pembinaan,  Hariyadi  menilai  Kementerian
              Ketenagakerjaan juga bisa memberi sanksi kepada kepala daerah yang melawan hukum regulasi
              ketenagakerjaan. Khususnya yang tertuang di PP 36/2021.

              "Terutama soal pengupahan, karena hal tersebut berpotensi menimbulkan iklim tidak kondusif
              bagi dunia usaha dan perekonomian nasional," ujarnya.

              Lebih lanjut, Hariyadi mengimbau para pengusaha di Jakarta untuk tidak menerapkan besaran
              UMP 2022 sesuai hasil revisi Anies. Sebab, UMP hasil revisi dianggap melanggar ketentuan PP
              36/2021.

              Selain  itu,  menurutnya,  revisi  UMP  2022  tidak  bisa  digunakan  sebelum  ada  putusan  dari
              Pengadilan  Tata  Usaha  Negara  (PTUN).  Kendati  begitu,  pengusaha  baru  akan  menggugat
              keputusan revisi UMP Anies ke PTUN bila sudah ada peraturan gubernur (pergub) baru yang
              diterbitkan.

              "Menghimbau seluruh perusahaan di Jakarta untuk tidak menerapkan revisi UMP DKI Jakarta
              2022 sembari menunggu keputusan PTUN berkekuatan hukum tetap," katanya.

              Para pengusaha di ibu kota diharapkan tetap menggunakan acuan UMP 2022 sesuai yang telah
              ditetapkan  Anies  sebelumnya  di  Keputusan  Gubernur  DKI  Jakarta  Nomor  1395  Tahun  2021
              tentang UMP 2022. Keputusan itu dikeluarkan pada 19 November 2021.

              Hariyadi menambahkan ada sederet dampak negatif dari keputusan Anies merevisi UMP DKI
              Jakarta 2022. Pertama, membuat upah minimum tidak bisa menjadi jaring pengaman sosial bagi
              pekerja pemula tanpa pengalaman.






                                                           369
   365   366   367   368   369   370   371   372   373   374   375