Page 62 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 AGUSTUS 2020
P. 62

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menekankan pentingnya
              pengesahan Rancangan Undang-undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja.
              RUU tersebut dinilai mampu menggenjot kinerja pelaku usaha, tidak terkecuali usaha mikro, kecil
              dan menengah (UMKM).

              Menurutnya, RUU Omnibus Law sudah memfasilitasi para pelaku UMKM, khususnya pada tahap
              pengesahan  perizinan.  Melalui  regulasi  sapu  jagat  tersebut, pemerintah  juga  telah  berupaya
              dalam meminimalkan persyaratan yang diperlukan oleh pelaku UMKM untuk mendapatkan izin
              usahanya.

              Bahlil  menginginkan  agar  UU  Omnibus  Law  dapat  mempermudah  izin  UMKM  hanya  dengan
              selembar saja.

              Dengan  penyerapan  tenaga  kerjavhingga  120vjutaorang,  UMKM  disebut  memiliki  peranan
              penting dalam perekonomian nasional.

              Selain  mempermudah  proses  perizinan,  Bahlil  juga  mendorong  agar  produk  UMKM  dapat
              ditingkatkan  konsumsinya.  Bahkan,  guna  meningkatkan  kualitas,  para  pelaku  usaha  besar
              diwajibkan untuk menggandeng UMKM.

              Ia juga menegaskan, bahwa UMKM dengan industri besar sama pentingnya, apalagi di tengah
              pelemahan  ekonomi  yang  terjadi  saat  ini,  UMKM  diproyeksikan  mampu  menggenjot  kinerja
              realisasi investasi nasional.
              UMKM mempunyai potensi dan peran strategis dalam perekonomian nasional, terbukti UMKM
              dapat  bertahan  dan  menggerakkan  roda  perekonomian  dalam  menghadapi  krisis  ekonomi,
              maupun untuk jangka panjang di masa depan.

              Kemenkop UKM mencatat jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai sekitar 64 juta unit usaha.
              Untuk itu, pemberdayaan dan perlindungan UMKM menjadi hal yang penting dibahas dalam RUU
              Cipta Kerja. Apalagi UMKM merupakan suatu solusi untuk menghadapi bonus demografi di masa
              depan.

              Ketua Komite tetap Bidang Ekspor Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Handito Joewono juga
              mengatakan bahwa Omnibus Law juga perlu menyasar Usaha Mikro Kecil Menengah.

              Handito  menuturkan,  banyak  peraturan  yang  memang  menghambat,  khususnyauntuk  para
              pelaku UMKM. Beberapa waktu lalu, ada kasus produk UMKM di salah satu daerah yang nyaris
              gagal  ekspor.  Sebab  tidak  mengantongi  surat  izin  sebagaimana  persyaratan  undang-undang
              yang berlaku.

              Pada  kesempatan  berbeda,  Muhammad  Firdaus  selaku  Guru  Besar  Fakultas  Ekonomi  dan
              Manajemen IPB mengatakan. Usaha Mikro perludiberikan kemudahan administrasi perpajakan.
              Kegiatan  usaha  mikro  dan  kecil  dapat  dijadikan  jaminan  kredit  program.  Ada  kemudahan
              pengurusan HAKI, impor bahan baku dan fasilitasi ekspor.

              Tak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan oleh pengamat kebijakan publik Trubus Raha-
              diansyah, ia menyatakan bahwa Omnibus Law juga dapat memberikan kemudahan permodalan
              bagi pelaku UMKM di Indonesia.

              Lanjurnya, secara spesifik RUU Cipta Kerja secara otomatis akan mempermudah permodalan
              UMKM. Dia mengatakan modal adalah kendala yang dihadapi UMKM saat ini.

              Dirinya juga menambahkan UMKM adalah garda terdepan! perekonomian bangsa. Dia mencatat
              90 persen orang bekerja di sektor UMKM. Jika pelaku UMKM meudah mendapatkan permodalan


                                                           61
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67