Page 96 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 JUNI 2020
P. 96
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Perdagangan, Benny Soetrisno
memperkirakan, penerapan new normal tidak serta merta membuat penyerapan tenaga kerja
berpotensi meningkat.
"Belum bisa kembali normal untuk lapangan kerja," kata Benny kepada Kontan, Rabu (10/6).
Meski begitu, Benny meminta serikat pekerja tidak khawatir akan terjadinya pemutusan
hubungan kerja (PHK) gelombang kedua. Ia mengatakan, kecil kemungkinan terjadinya PHK
saat ini. Sebab, dunia usaha sedang bersiap memulai aktivitas e.
"Kalau PHK kemungkinan kecil , karena ini start waktu untuk bergerak kembali , kalau
dirumahkan mungkin, karena menunggu perkembangan permintaan pasar," ucap dia.
Lebih lanjut Benny mengatakan, saat ini dunia usaha tengah mempersiapkan sejumlah upaya
agar pasar ekonomi normal kembali setelah adanya penyusutan akibat pandemi Covid-19.
Upaya itu misalnya terkait product creative , cara menjual dan cara membayar yang creative
. Ia memperkirakan setidaknya butuh waktu satu tahun agar kondisi pasar dan pendapatan
kembali normal. "Dipersiapkan adalah pasarnya yang karena Covid-19 menyusut. Ada product
creative dan ada cara jual dan cara bayar yang creative . Setahun minimal," kata Benny.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea
mengatakan, pandemi covid-19 dapat berdampak pada meningkatnya jumlah pemutusan
hubungan kerja (PHK). Ia memprediksi terdapat peningkatan PHK pada Juli-Agustus karena
menipisnya bahan baku produksi industri. Mengingat sebagian bahan baku industri didapat dari
impor negara lain yang juga terdampak korona.
Presiden Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia, Mirah Sumirat berharap penerapan new
normal dapat kembali meningkatkan penyerapan tenga kerja. Ia meminta pengusaha untuk
tidak melakukan PHK maupun merumahkan pekerja lagi.
Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mencatat, hingga saat ini sudah
ada sekitar 6,4 juta pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan yang
dirumahkan akibat dampak pandemi Covid-19. Dari jumlah itu, sekitar 90% pekerja dirumahkan
dan sekitar 10% pekerja di-PHK.
"Mungkin angka dari Kementerian ketenagakerjaan masih di level 2 juta orang. Angka ini kami
dapat dari asosiasi pengusaha yang memberikan laporan secara berkala," ujar Ketua Umum
Kadin Rosan P. Roeslani.
Sementara itu, berdasarkan data Kemenaker, hingga 27 Mei 2020, terdapat 1,79 juta pekerja
yang terdampak pandemi Covid-19. Data ini sudah melalui proses cleansing antara Kemenaker
dan BPJS Ketenagakerjaan. Dari data tersebut sekitar 1,05 juta pekerja sektor formal yang
dirumahkan, 380.221 pekerja formal yang di-PHK. Sementara, ada 318.959 pekerja sektor
informal yang juga terdampak dan ada 34.179 calon pekerja migran yang gagal diberangkatkan
serta 465 adalah pemagang yang dipulangkan.
"Kami harapkan penerapan new normal bisa menggerakkan roda perekonomian, sehingga para
pekerja yang ter-PHK dan dirumahkan bisa diprioritaskan untuk kembali bekerja, tentunya
dengan menerapkan protokol kesehatan di tempat kerja secara ketat," kata Menteri
Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah..
95

