Page 269 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 JULI 2021
P. 269

Ringkasan

              Ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran makin nyata di Kabupaten Subang.
              Hal itu satu di antaranya dampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang
              kini tengah berjalan dinilai cukup menghambat produksi perusahaan.



              PERUSAHAAN DI SUBANG MEGAP-MEGAP AKIBAT PPKM, ADA YANG NIAT TUTUP,
              ANCAMAN PHK MASSAL MENGEMUKA
              Ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran makin nyata di Kabupaten Subang.
              Hal itu satu di antaranya dampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang
              kini tengah berjalan dinilai cukup menghambat produksi perusahaan.

              Ketua  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  Kabupaten  Subang,  Asep  Rochman  Dimyati,
              mengatakan, dia sudah melakukan kunjungan ke seluruh perusahaan yang tergabung dalam
              anggota Apindo Subang dan rata-rata mengeluhkan hal yang sama.

              "Jelas  sangat  berdampak.  Kami  dalam  empat  hari  ini  kunjungan  ke  beberapa  perusahaan.
              Dengan adanya penerapan 50 persen staf WFO sangat menghambat kemampuan produksi di
              perusahaan  masing-masing,"  ujar  Asep  ketika  ditemui  di  Kantor  Apindo  Jalan  Ahmad  Yani,
              Kabupaten Subang, Jumat (23/7/2021).

              Dengan  adanya  aturan  tersebut,  Asep  mengungkapkan  beberapa  perusahaan  sudah  mulai
              merencanakan PHK kepada karyawannya.

              "Kami  selain  melakukan  sosialisasi  juga  membujuk  perusahaan  agar  lebih  sabar  dan  tenang
              menghadapi  PPKM.  Ada  beberapa  perusahaan  yang  sudah  mulai  merencanakan  PHK  karena
              begitu berat membayar gajih untuk 50 persen karyawan yang dirumahkan," kata dia.

              Asep juga menyayangkan sikap petugas yang belum melakukan sosialisasi aturan PPKM baru
              namun sudah melakukan penindakan.

              "Padahal arahan Gubernur Jawa Barat, sebelum ada penindakan, perusahaan diberi sosialisasi,
              teguran lisan, teguran tulisan sampai penindakan," ucapnya.

              Selanjutnya, kata Asep, kami menilai aturan itu bagaimana cara membatasi kerumunan, dan hal
              itu sudah diterapkan perusahaan secara teknis.

              "Prokes  ketat  juga  dilakukan  perusahaan,  mulai  dari  swab  dua  kali  dalam  seminggu  untuk
              mengantisipasi,  bahkan  secara  teknis  misalnya  pabrik  itu  kapasitas  2.000  orang,  tapi
              karyawannya kan hanya 600 masak harus di pangkas lagi 50 persen. Jumlah karyawan di situ
              saja sudah kurang dari 50 persen," paparnya.

              Sementara antisipasi rencana mogok massal, dia berencana meninjau seluruh perusahaan dan
              membujuk pihak perusahaan agar tidak melakukan PHK.

              "Baru 21 hari PPKM, beban mereka sudah terlalu berat untuk menanggulangi produksi yang
              sudah jauh-jauh hari dipesan oleh buyer. Bahkan satu perusahaan sudah menarik diri jika PPKM
              berlangsung selama satu bulan mereka akan tutup," ucapnya. (*)







                                                           268
   264   265   266   267   268   269   270   271   272   273   274