Page 227 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 NOVEMBER 2020
P. 227

SEKRETARIS Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Anwar Sanusi menyebutkan,
              produktivitas Indonesia masih berkisar di angka 74,4 persen. Angka ini masih berada di bawah
              rata-rata produktivitas ASEAN sebesar 78,2 persen.

              Dari sisi produktivitas ini, Indonesia juga masih kalah dengan negara-negara tetangga, seperti
              Filipina  (86,3  persen),  Singapura  (82,7  persen),  Thailand  (80,1  persen),  dan  Vietnam  (80
              persen).

              Bahkan, jika dibandingkan dengan negara lain yang produktivitasnya di bawah rata-rata ASEAN,
              Indonesia masih kalah dari Laos (76,7 persen) dan Malaysia (76,2 persen).

              "Environment peningkatan produktivitas ini dapat kita ciptakan melalui UU Cipta Kerja," kata
              Sekjen Anwar Sanusi saat menyampaikan sambutan pada acara Forum Komunikasi Staf Ahli
              Menteri (Forkomsam) di Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/11/2020).

              Sekjen  Kemnaker  mengatakan,  peningkatan  produktivitas  tersebut  dapat  diwujudkan  karena
              Undang-Undang  Nomor  11  Tahun  2020  tentang  Cipta  Kerja  (UU  Cipta  Kerja)  bertujuan
              menyederhanakan,  menyinkronkan,  dan  memangkas  regulasi  yang  menghambat  penciptaan
              lapangan kerja, sekaligus sebagai instrumen untuk penyederhanaan dan peningkatan efektivitas
              birokrasi.

              "Jadi, sekarang, kita tidak hanya menciptakan tenaga kerja terampil, tetapi juga kita betul-betul
              menciptakan ekosistem, environment ketenagakerjaan itu sendiri," katanya.

              Selain produktivitas, UU Cipta Kerja juga bertujuan menyelesaikan tantangan ketenagakerjaan
              lainnya. Salah satunya adalah bonus demografi.

              "UU Cipta Kerja juga sebagai sarana untuk memanfaatkan bonus demografi Indonesia. Di mana
              Indonesia kini memiliki bonus demografi dengan sebagian besar penduduknya berusia produktif
              atau kerja," kata Sekjen Anwar.

              Menurut Sekjen Kemnaker, UU ini juga dibutuhkan agar memanfaatkan bonus demografi, dan
              membantu Indonesia keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah.

              Ditambah  lagi,  pandemi  Covid-19  yang  berdampak  sangat  besar  terhadap  sektor
              ketenagakerjaan.  Data  yang  tercatat  oleh  Kemnaker,  terdapat  3,1  juta  pekerja,  baik  yang
              dirumahkan maupun yang terkena PHK, akibat pandemi Covid-19.

              "Ini kalau benar-benar kita kelola dengan baik akan memberikan opportunity yang luar biasa.
              Hal  tersebut  merupakan  salah  satu  yang  menjadi  urgensi  diterbitkannya  UU  Cipta  Kerja,"
              pungkasnya. [*]























                                                           226
   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231   232