Page 76 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 NOVEMBER 2021
P. 76

Dalam pertemuan bilateral itu, pihak Arab Saudi menyampaikan harapan, agar Indonesia dapat
              berpartisipasi dalam skema tersebut.
              Tawaran itu disampaikan Menteri SDM dan Pembangunan Sosial Arab Saudi, Ahmad Al-Rajhi
              kepada Menaker Ida Fauziyah dalam pertemuan bilateral di Dubai, Kamis (28/10).

              "Kami  menyambut  baik,  tawaran  Arab  Saudi  dan  telah  menyampaikan  kesediaan  untuk
              mengadakan pertemuan lebih lanjut dengan pihak Arab Saudi," ujar Menaker, didampingi Kabiro
              Kerjasama Kemnaker Muhamad Arif Hidayat, akhir pekan.

              Ida  Fauziyah  menambahkan,  kebijakan  pemerintah  terkini,  adalah  berupaya  meningkat  kan
              penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) sektor formal.

              Pertemuan  bilateral  dengan  Arab  Saudi,  menyepakati  beberapa  hasil.  Diantaranya,  yakni
              pembentukan  kerjasama  penempatan  dan  pelindungan  PMI  di  sektor  formal.  Dalam  skema
              profesional examination dan review Technical Agreement terkait Sistem Penempatan Satu Kanal
              (SPSK).

              "Kami  sepakat  akan  membentuk  Joint  Working  Group  antara  Indonesia  dengan  Arab  Saudi.
              Untuk  menindak  lanjuti  proses  pelaksanaan  proyek  (  One  Channel  syastem/  SPSK),"  papar
              Menaker Ida.

              Dikatakan,  pembahasan  lainnya,  yakni  mengenai  tindak  lanjut  tawaran  terhadap  rencana
              kerjasama  penempatan  kenapa  kerja  profesional.  Khususnya  penempatan  non-  domestik
              workers.

              "Pemerintah Arab Saudi memerlukan tenaga Perawat sekitar 20 ribu orang, dengan kemampuan
              berbahasa  Inggris  atau  bahasa  Arab.  Pemerintah  Arab  Saudi  telah  melakukan  inisiatif  dan
              pencapaian  dalampengembangan  lingkungan  kerja  di  sektor  ketenagakerjaan,"  papar  Ida
              Fauziyah.

              Disebutkan, dalam pertemuan bilateral tersebut, ada 3 permasalahan yang muncul. Pertama;
              soal hak perlindungan dan lingkungan. yakni menyangkut inisiatif reformasi ketenagakerjaan,
              otentikasi kontrak kerja, proyek Atase Tenaga Kerja dan program pelindungan pengupahan.

              Masalah kedua, tentang transformasi digital. Yakni portal pasar tenaga kerja terpadu "Qiwa",
              program verifikasi ketrampilan dan penyelesaian sengketa ekosistem "Wedy".

              Masalah  ketiga,  mengenai  domestik  Workers,  terkait  otentikasi  aplikasi  rekrutmen,  asuransi
              kontrak dan program pelindungan pengupahan. [ira].
























                                                           75
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81